Sedikitnya 4 juta anak-anak di bagian selatan Turki terganggu kegiatan belajar mengajarnya akibat gempa bumi pekan lalu, menurut UNICEF, Kamis.

"Akses pendidikan bagi hampir 4 juta anak di wilayah-wilayah terdampak gempa menjadi terganggu," demikian UNICEF Turki dalam Twitter resminya.

Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menambahkan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan pemerintah untuk memulihkan akses pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah, dengan menyediakan ruang belajar dan perlengkapan serta pelatihan yang dibutuhkan.

UNICEF mengatakan bahwa mereka ingin memastikan anak-anak dapat kembali belajar secepat mungkin.

Organisasi tersebut saat ini sedang menilai tingkat kerusakan di sekolah-sekolah, melakukan persiapan untuk perbaikan segera, dan membangun ruang belajar sementara.

Baca juga: Gempa bumi susulan terus guncang Turki

Di wilayah-wilayah yang terdampak gempa Turki, kegiatan belajar mengajar di sekolah telah dihentikan sementara hingga 1 Maret.

UNICEF menyatakan bahwa gempa bumi menjadi bencana besar bagi banyak keluarga dan anak-anak, menyebabkan ratusan ribu orang tinggal dalam kondisi yang memprihatinkan.

Banyak keluarga kehilangan rumahnya sehingga mereka untuk sementara harus tinggal di tempat penampungan di tengah cuaca Turki yang dingin.

"Anak-anak dan keluarga-keluarga di Turki dan Suriah menghadapi kesulitan yang tak dapat dibayangkan akibat gempa bumi dahsyat ini," ujar Direktur Eksekutif UNESCO Catherine Russell.

"Kita harus melakukan segala upaya untuk memastikan semua orang yang bertahan melewati bencana ini mendapatkan dukungan, termasuk akses terhadap air bersih, sanitasi, nutrisi penting, dan obat-obatan, serta dukungan terhadap kondisi kesehatan mental anak-anak. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi jangka panjang," kata dia menambahkan.

Pada 6 Februari, dua gempa magnitudo 7,7 dan 7,6 mengguncang bagian selatan Turki, yang berdampak ke 11 provinsi dan telah menewaskan lebih dari 36.000 orang.


Sumber: Anadolu

Baca juga: KBRI dukung kedatangan misi kemanusiaan Indonesia pascagempa bumi di Turki
 

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menyebutkan bahwa gempa dengan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki pada Senin (6/2), merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip) dan termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli gempa.
 
"Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan M 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara," kata Dr Irwan Meilano, yang juga pakar gempa dari ITB, dalam keterangan tertulis Humas ITB, Kamis.
 
Pusat gempa berada di daerah Turki Selatan dengan kedalaman 11 km yang memicu tsunami kecil dengan ketinggian tsunami setinggi 30 cm di Erdemli.Baca selengkapnya: Gempa Turki paling ditakuti oleh ahli gempa


 

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023