Sebanyak 12 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat mendapatkan bantuan Program Perpustakaan Ramah Anak, yang menjadi proyek literasi pertama di Kalimantan dari Room to Read, Provisi, dan Forum Taman Baca Masyarakat Indonesia.
"Alhamdulillah kami telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait proyek perpustakaan ramah anak untuk 12 sekolah yang terpilih melalui seleksi tahap 1 dan 2 yang ada di Kabupaten Kubu Raya," kata Sub-Koordinator Program Perpustakaan Ramah Anak di Kubu Raya, Umilia di Sungai Raya, Jumat.
Umilia menjelaskan Perpustakaan Ramah Anak ini merupakan proyek pertama kali di Kalimantan di mana Kabupaten Kubu Raya terpilih untuk menjalankan program ini. "Dipilihnya Kubu Raya sebagai daerah penerima program ini karena melihat program gerakan literasinya sangat signifikan," katanya.
Untuk itu program perpustakaan ramah anak ini, lanjutnya, dijalankan di lapangan melalui Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia di mana untuk di Kubu Raya program ini dijalankan oleh satu tim terdiri dari satu manajer dan empat sub-koordinator yang akan menjadi tenaga lapangan.
Dia menambahkan program ini merupakan bagian dari Room to Read yang merupakan organisasi dari Amerika dengan fokus peningkatan literasi, pendidikan dan penerbitan. Kemudian Room to Read ini juga bekerja sama dengan Provisi yang ada di Indonesia, yang sering mengadakan kegiatan terkait literasi dan penerbitan.
"Dan dalam pelaksanaannya di lapangan, kedua lembaga ini menggandeng Forum Taman Bacaan Masyarakat yang menjadi tim koordinator lapangan," katanya.
Di tempat yang sama Sub Koordinator Program Perpustakaan Ramah Anak di Kubu Raya, Badariah, menambahkan, program ini tidak hanya memberikan bantuan perpustakaan, namun juga menggerakkan pustakawan, guru, kepala sekolah, dan seluruh elemen yang ada di dalam lingkungan sekolah itu. Menariknya program ini mewajibkan setiap sekolah untuk menyediakan satu jam kunjungan ke perpustakaan.
"Tidak hanya program, dalam proyek ini juga memberikan fasilitas pendukung yang diserahkan langsung ke sekolah yaitu berupa rak buku, papan meja baca, kemudian bantal duduk, tikar dasar, koleksi buku kurang lebih 1000 buku, kemudian guru-guru, pustakawan, kepala sekolah, akan diberikan pelatihan berkaitan bagaimana cara mengelola perpustakaan ramah anak dengan baik," katanya.
Kemudian di akhir program akan ada evaluasi dari tim yang ada dengan melakukan monitoring agar pergerakan program ini terus bisa terpantau dengan baik dan bisa berjalan dengan lancar.
Badariah juga mengatakan untuk tahun pertama ini ada empat kecamatan di Kubu Raya yang menjadi proyek percontohan dalam Program Perpustakaan Ramah Anak ini, antara lain Kecamatan Sungai Kakap, Sungai Raya, Sungai Ambawang dan Kecamatan Rasau Jaya. Namun di dalam tahap penyeleksian, Kecamatan Rasau Jaya ini tidak ada sekolah yang masuk dalam kategori, sehingga hanya tersisa tiga kecamatan yang ada.
"Tentunya kami berharap program ini bisa berjalan dengan baik sehingga pada tahun depan, akan semakin banyak sekolah di Kubu Raya yang mendapatkan program ini," kata Badariah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Alhamdulillah kami telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait proyek perpustakaan ramah anak untuk 12 sekolah yang terpilih melalui seleksi tahap 1 dan 2 yang ada di Kabupaten Kubu Raya," kata Sub-Koordinator Program Perpustakaan Ramah Anak di Kubu Raya, Umilia di Sungai Raya, Jumat.
Umilia menjelaskan Perpustakaan Ramah Anak ini merupakan proyek pertama kali di Kalimantan di mana Kabupaten Kubu Raya terpilih untuk menjalankan program ini. "Dipilihnya Kubu Raya sebagai daerah penerima program ini karena melihat program gerakan literasinya sangat signifikan," katanya.
Untuk itu program perpustakaan ramah anak ini, lanjutnya, dijalankan di lapangan melalui Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia di mana untuk di Kubu Raya program ini dijalankan oleh satu tim terdiri dari satu manajer dan empat sub-koordinator yang akan menjadi tenaga lapangan.
Dia menambahkan program ini merupakan bagian dari Room to Read yang merupakan organisasi dari Amerika dengan fokus peningkatan literasi, pendidikan dan penerbitan. Kemudian Room to Read ini juga bekerja sama dengan Provisi yang ada di Indonesia, yang sering mengadakan kegiatan terkait literasi dan penerbitan.
"Dan dalam pelaksanaannya di lapangan, kedua lembaga ini menggandeng Forum Taman Bacaan Masyarakat yang menjadi tim koordinator lapangan," katanya.
Di tempat yang sama Sub Koordinator Program Perpustakaan Ramah Anak di Kubu Raya, Badariah, menambahkan, program ini tidak hanya memberikan bantuan perpustakaan, namun juga menggerakkan pustakawan, guru, kepala sekolah, dan seluruh elemen yang ada di dalam lingkungan sekolah itu. Menariknya program ini mewajibkan setiap sekolah untuk menyediakan satu jam kunjungan ke perpustakaan.
"Tidak hanya program, dalam proyek ini juga memberikan fasilitas pendukung yang diserahkan langsung ke sekolah yaitu berupa rak buku, papan meja baca, kemudian bantal duduk, tikar dasar, koleksi buku kurang lebih 1000 buku, kemudian guru-guru, pustakawan, kepala sekolah, akan diberikan pelatihan berkaitan bagaimana cara mengelola perpustakaan ramah anak dengan baik," katanya.
Kemudian di akhir program akan ada evaluasi dari tim yang ada dengan melakukan monitoring agar pergerakan program ini terus bisa terpantau dengan baik dan bisa berjalan dengan lancar.
Badariah juga mengatakan untuk tahun pertama ini ada empat kecamatan di Kubu Raya yang menjadi proyek percontohan dalam Program Perpustakaan Ramah Anak ini, antara lain Kecamatan Sungai Kakap, Sungai Raya, Sungai Ambawang dan Kecamatan Rasau Jaya. Namun di dalam tahap penyeleksian, Kecamatan Rasau Jaya ini tidak ada sekolah yang masuk dalam kategori, sehingga hanya tersisa tiga kecamatan yang ada.
"Tentunya kami berharap program ini bisa berjalan dengan baik sehingga pada tahun depan, akan semakin banyak sekolah di Kubu Raya yang mendapatkan program ini," kata Badariah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023