Pemerintah Kota Pontianak mengendalikan laju inflasi dengan berbagai strategi di antaranya menggelar operasi pasar dan menyalurkan cadangan beras kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di beberapa titik di kota itu.
"Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID ) Kota Pontianak sudah melaksanakan instruksi Gubernur Kalbar dalam rangka intervensi harga yang sudah merangkak naik untuk menekan inflasi di antaranya operasi pasar dan penyaluran cadangan beras kepada MBR," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Pontianak Y Trisna Ibrahim saat High Level Meeting (HLM) TPID Kalbar di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa angka inflasi di Kota Pontianak per Maret berada pada 5,04 persen. Menurutnya, Gubernur Kalbar telah menargetkan setiap daerah angka inflasinya hanya 4 persen.
"Target penurunan inflasi di setiap daerah minimal 4 persen. Jika sudah di angka itu maka inflasi akan sangat aman," kata dia.
Ia menjelaskan TPID Kota Pontianak senantiasa melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengintervensi harga. Menurutnya, langkah strategis selanjutnya adalah mempelajari komoditas penyumbang inflasi.
Terdapat 400 komoditas di Kalbar yang terus mengalami fluktuasi harga. Untuk Kota Pontianak sendiri, sekitar 100 komoditas yang menjadi variabel survei Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai patokan harga se-Kalbar.
"Ada tiga daerah yang menjadi penghitung inflasi, yaitu Sintang, Singkawang dan Kota Pontianak. Hitungan itu akan menjadi berita resmi yang dirilis BPS. Sehingga kita harus segera intervensi melibatkan instansi lain seperti Bulog dan lainnya. Termasuk gula pasir," paparnya.
Dalam kesempatan HLM tersebut, ia menyampaikan rekomendasi pihaknya kepada Pemerintah Provinsi Kalbar sebagai rencana intervensi pangan, yaitu dengan membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan. Nantinya, BUMD ini yang menjadi pihak utama yang langsung intervensi pangan. Rencana ini pula sudah sejalan dengan penyampaian Kementerian Dalam Negeri pada rapat koordinasi rutin TPID nasional.
"Mudah-mudahan bisa segera terwujud BUMD pangan. Sehingga kita mampu melakukan respon yang cepat untuk menekan harga di pasar," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID ) Kota Pontianak sudah melaksanakan instruksi Gubernur Kalbar dalam rangka intervensi harga yang sudah merangkak naik untuk menekan inflasi di antaranya operasi pasar dan penyaluran cadangan beras kepada MBR," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Pontianak Y Trisna Ibrahim saat High Level Meeting (HLM) TPID Kalbar di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa angka inflasi di Kota Pontianak per Maret berada pada 5,04 persen. Menurutnya, Gubernur Kalbar telah menargetkan setiap daerah angka inflasinya hanya 4 persen.
"Target penurunan inflasi di setiap daerah minimal 4 persen. Jika sudah di angka itu maka inflasi akan sangat aman," kata dia.
Ia menjelaskan TPID Kota Pontianak senantiasa melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengintervensi harga. Menurutnya, langkah strategis selanjutnya adalah mempelajari komoditas penyumbang inflasi.
Terdapat 400 komoditas di Kalbar yang terus mengalami fluktuasi harga. Untuk Kota Pontianak sendiri, sekitar 100 komoditas yang menjadi variabel survei Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai patokan harga se-Kalbar.
"Ada tiga daerah yang menjadi penghitung inflasi, yaitu Sintang, Singkawang dan Kota Pontianak. Hitungan itu akan menjadi berita resmi yang dirilis BPS. Sehingga kita harus segera intervensi melibatkan instansi lain seperti Bulog dan lainnya. Termasuk gula pasir," paparnya.
Dalam kesempatan HLM tersebut, ia menyampaikan rekomendasi pihaknya kepada Pemerintah Provinsi Kalbar sebagai rencana intervensi pangan, yaitu dengan membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan. Nantinya, BUMD ini yang menjadi pihak utama yang langsung intervensi pangan. Rencana ini pula sudah sejalan dengan penyampaian Kementerian Dalam Negeri pada rapat koordinasi rutin TPID nasional.
"Mudah-mudahan bisa segera terwujud BUMD pangan. Sehingga kita mampu melakukan respon yang cepat untuk menekan harga di pasar," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023