PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menyatakan bahwa integrasi bisnis melalui Fixed Mobile Convergence (FMC) diyakini mampu meningkatkan inovasi dan layanan-layanan produk.

"Telkom sebagai market leader harus lebih cepat tumbuh dan beradaptasi. FMC ini mendorong efisiensi, inovasi layanan, hingga Capital Expenditure yang lebih optimal," kata SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza dalam temu media di Jakarta, Kamis.

Reza menjelaskan, konsep FMC yang mengintegrasikan layanan Indihome dengan layanan seluler Telkomsel tersebut membidik peluang pasar yang relatif besar di industri telekomunikasi, khususnya fixed broadband.

Menurut dia, kolaborasi dari jaringan fixed dan mobile broadband mendorong efisiensi modal dan sumber daya manusia dari layanan Indihome maupun Telkomsel saat ini.

IndiHome memimpin 75,2 persen pangsa pasar di Indonesia, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan tingkat penetrasi sekitar 14 persen.

Average Revenue Per User (ARPU) fixed broadband dikatakan enam kali lebih tinggi dari seluler di Indonesia.

Dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, maka fixed connection pun diyakini akan tumbuh signifikan.

Sementara dari sisi pelanggan, integrasi ini berdampak pada layanan yang seamless, hingga pilihan produk di sektor digital yang beragam, serta mengedepankan value for money.

Pada kesempatan yang sama, VP Investor Relations Telkom Edwin Sebayang menyampaikan bahwa implementasi FMC ini akan mengarah pada efisiensi Capex dan Opex.

Ia memprediksi dalam lima tahun ke depan Capex BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia itu dapat turun hingga 10 persen, sehingga total Capex perseroan dapat turun mencapai 22 persen dari total revenue.

Sementara Opex perseroan diharapkan berkisar antara Rp 1,6 triliun sampai Rp 1,9 triliun.

“Harapan kami ke depan adalah kenaikan Ebitda ataupun revenue setiap tahunnya,” katanya.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar 30 Mei 2023 mendatang, Telkom akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk pelaksanaan FMC.

Selain itu, Telkom juga mengusulkan pembagian dividen dengan rasio hingga 80 persen dari laba bersih tahun buku 2022.

“Kami mengusulkan Dividend Payout Ratio itu antara 70 sampai 80 persen dari reported net income,” ujar Edwin.

Baca juga: IndiHome sukses gelar Borneo Ramadhan Fest 2023

Baca juga: Roadshow LEAD Campus Esport sukses hadir di Balikpapan
 


PT Telkom Indonesia menyiapkan sejumlah langkah mitigasi terhadap serangan dan ancaman yang terjadi pada jaringan telekomunikasi saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN/ASEAN Summit di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Antisipasi pertama itu capacity, kita pastikan cukup, lalu diversity, dan security," kata Direktur Network dan IT Solution PT Telkom Indonesia, Herlan Wijanarko di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Rabu.

PT Telkom Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap penyediaan infrastruktur telekomunikasi dalam KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo.

Untuk kelancaran kegiatan internasional itu, TelkomGroup memiliki next generation firewall di dua titik yakni Maumere dan Kupang untuk mengantisipasi semua potensi serangan terkait layanan.

Selanjutnya ada posko-posko di Labuan Bajo yang telah dikawal oleh 300 orang serta lapisan posko di regional Bali Nusra dan TelkomGroup di Jakarta.

Dia juga menyebut sistem pelaporan berlangsung 24 jam selama tujuh hari serta diawasi lewat dashboard dan aplikasi.Baca juga: Telkom siapkan mitigasi ancaman saat ASEAN Summit




 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023