Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan meski telah meraih juara umum pada Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-51 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat 2023 di Kabupaten Bengkayang beberapa waktu lalu, namun perlu diingat masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pontianak dalam upaya terus meningkatkan kualitas hidup dan mensejahterakan masyarakat.
"Hasil yang sudah diraih ini memang membanggakan, saya atas nama Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bangga dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran TP-PKK Kota Pontianak atas kiprah TP PKK Kota Pontianak yang telah menunjukkan hasil yang memuaskan setelah meraih juara umum. Ini perlu terus ditingkatkan," kata Edi di Pontianak, Sabtu.
Edi mengatakan, selama ini kader-kader PKK yang tersebar di kecamatan dan kelurahan terjun langsung ke lapangan sehingga mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik itu terkait 10 Program Pokok PKK maupun persoalan lainnya.
"Hal yang paling mencolok adalah masalah kemiskinan yang mencakup masalah perumahan, lingkungan yang tidak sehat, sandang pangan dan lainnya, itu yang menjadi problem untuk dituntaskan dan mesti dikolaborasi dengan Pemerintah Kota Pontianak, dalam hal ini OPD terkait," ujar Edi.
Edi berharap capaian yang telah diraih TP-PKK Kota Pontianak tidak hanya sekadar penghargaan lomba yang telah diikuti, akan tetapi mesti ada capaian angka atau indeks sebagai tolok ukur keberhasilan tersebut. Misal yang tengah gencar digaungkan pemerintah adalah penanganan angka stunting.
Edi berharap, Pokja 4 PKK yang menangani bidang ini hendaknya terus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat untuk menurunkan angka stunting. Sebagaimana diketahui, angka stunting di Kota Pontianak pada 2021 berada di angka 24,4 persen. Kemudian di tahun 2022 turun menjadi 19,7 persen. Target nasional di tahun 2025 angka stunting bisa di bawah 14 persen.
"Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua, di lapangan masih kita temukan masalah yang mesti mendapat sentuhan langsung dari kerja nyata PKK sehingga masyarakat bisa merasakan langsung manfaat dari peran aktif PKK," ungkap Edi.
Sementara itu Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie berharap ke depan PKK harus mampu menjawab tantangan persoalan di masyarakat, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di Kota Pontianak dan kian sempitnya ruang permukiman, menyebabkan problem keluarga semakin berat.
Menurut Yanieta, persoalan itu tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah saja, tetapi harus ada kolaborasi, termasuk dengan PKK yang dinilai memiliki jaringan hingga di tingkat kelurahan bahkan RT/RW.
"PKK memiliki data, jaringannya juga cukup luas sehingga saya berharap OPD terkait juga bisa berkolaborasi dan mendukung kegiatan kami di PKK," kata Yanieta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Hasil yang sudah diraih ini memang membanggakan, saya atas nama Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bangga dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran TP-PKK Kota Pontianak atas kiprah TP PKK Kota Pontianak yang telah menunjukkan hasil yang memuaskan setelah meraih juara umum. Ini perlu terus ditingkatkan," kata Edi di Pontianak, Sabtu.
Edi mengatakan, selama ini kader-kader PKK yang tersebar di kecamatan dan kelurahan terjun langsung ke lapangan sehingga mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik itu terkait 10 Program Pokok PKK maupun persoalan lainnya.
"Hal yang paling mencolok adalah masalah kemiskinan yang mencakup masalah perumahan, lingkungan yang tidak sehat, sandang pangan dan lainnya, itu yang menjadi problem untuk dituntaskan dan mesti dikolaborasi dengan Pemerintah Kota Pontianak, dalam hal ini OPD terkait," ujar Edi.
Edi berharap capaian yang telah diraih TP-PKK Kota Pontianak tidak hanya sekadar penghargaan lomba yang telah diikuti, akan tetapi mesti ada capaian angka atau indeks sebagai tolok ukur keberhasilan tersebut. Misal yang tengah gencar digaungkan pemerintah adalah penanganan angka stunting.
Edi berharap, Pokja 4 PKK yang menangani bidang ini hendaknya terus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat untuk menurunkan angka stunting. Sebagaimana diketahui, angka stunting di Kota Pontianak pada 2021 berada di angka 24,4 persen. Kemudian di tahun 2022 turun menjadi 19,7 persen. Target nasional di tahun 2025 angka stunting bisa di bawah 14 persen.
"Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua, di lapangan masih kita temukan masalah yang mesti mendapat sentuhan langsung dari kerja nyata PKK sehingga masyarakat bisa merasakan langsung manfaat dari peran aktif PKK," ungkap Edi.
Sementara itu Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie berharap ke depan PKK harus mampu menjawab tantangan persoalan di masyarakat, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di Kota Pontianak dan kian sempitnya ruang permukiman, menyebabkan problem keluarga semakin berat.
Menurut Yanieta, persoalan itu tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah saja, tetapi harus ada kolaborasi, termasuk dengan PKK yang dinilai memiliki jaringan hingga di tingkat kelurahan bahkan RT/RW.
"PKK memiliki data, jaringannya juga cukup luas sehingga saya berharap OPD terkait juga bisa berkolaborasi dan mendukung kegiatan kami di PKK," kata Yanieta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023