Pontianak (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalimantan Barat berupaya memberdayakan ekonomi keluarga dan masyarakat melalui pemanfaatan limbah perca untuk membuat produk fesyen bernilai ekonomi.
"Kami memberikan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah kain perca untuk 'sustainable fashion' dan pengembangan usaha busana lokal khas daerah," kata Penjabat Ketua TP PKK Kalbar Windy Prihastari Harisson di Pontianak, Selasa.
Windy menjelaskan bahwa pemanfaatan limbah kain perca sebagai bahan baku fesyen merupakan salah satu upaya strategis untuk memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Ia menekankan bahwa kreativitas dalam mengolah limbah perca bisa memberikan nilai tambah ekonomi bagi keluarga, terutama bagi perajin lokal.
"Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan keterampilan kepada masyarakat sehingga mereka mampu menciptakan produk fesyen bernilai tinggi, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga," tuturnya.
Selain meningkatkan pendapatan, Windy juga melihat potensi besar dari limbah perca untuk menciptakan produk busana yang ramah lingkungan.
Menurutnya, sustainable fashion bukan hanya sekadar tren, tetapi juga solusi untuk mengurangi sampah tekstil yang dapat merusak lingkungan.
"Dengan memanfaatkan kain perca, kita tidak hanya membantu mengurangi limbah, tapi juga menciptakan produk unik yang punya daya saing tinggi di pasaran," katanya.
Pada kegiatan tersebut, TP PKK Kalbar menghadirkan desainer ternama asal Kalimantan Barat, Arif, yang memiliki reputasi di tingkat nasional dan internasional.
Dalam sosialisasinya, Arif berbagi pengetahuan tentang teknik mengolah kain perca wastra Kalbar menjadi karya busana kreatif yang bernilai estetis.
Menurutnya, Kalimantan Barat memiliki kekayaan budaya dan material yang dapat diolah menjadi produk busana lokal yang kompetitif.
"Ini adalah peluang emas untuk mengembangkan sustainable fashion yang khas Kalbar. Dengan inovasi ini, kita bisa membawa nama daerah ke panggung nasional dan internasional," kata Arif.