Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk berinvestasi lebih besar dalam dunia pendidikan dalam rangka memanfaatkan bonus demografi di Kawasan ASEAN.

“Pertumbuhan bonus demografi di kawasan ASEAN merupakan janji bagi dunia untuk masa depan yang lebih cerah,” katanya dalam South East Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE) di Jakarta, Rabu.

Nadiem menyatakan ASEAN sendiri memiliki tiga aset utama yaitu meliputi stabilitas regional, pertumbuhan ekonomi, serta bonus demografi yang nantinya akan menjadi kunci penting dari perjalanan ASEAN untuk menjadi pusat pertumbuhan global.

Oleh sebab itu, ia menegaskan menteri pendidikan di negara-negara anggota ASEAN bertanggung jawab untuk menggerakkan upaya bersama dalam meningkatkan kapasitas anak-anak.

Salah satu fondasi yang penting dan memberi dampak dalam jangka panjang baik dari sisi kesehatan dan kesejahteraan, keberhasilan pendidikan, serta produktivitas ekonomi dan sosial adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Baca juga: Menteri Nadiem ajak para guru untuk berinovasi

Menurut Nadiem, melihat bonus demografi ASEAN maka menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak-anak di tahun-tahun awal kehidupannya merupakan investasi yang bermakna untuk pertumbuhan dan kemajuan kawasan.

“Sudah saatnya bagi kita untuk mengirimkan pesan yang lebih kuat kepada masyarakat ASEAN tentang kebutuhan mendesak untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi anak-anak kita sejak dini,” ujar Nadiem.

Untuk Indonesia sendiri, filosofi partisipasi dari bawah ke atas dan tindakan kolektif membuat Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan terpadat di Asia Tenggara mampu mentransformasi sistem pendidikan secara signifikan.

Transformasi sistem pendidikan itu khususnya terhadap kualitas pembelajaran, ketersediaan dan akses, kompetensi guru dan tenaga kependidikan, kemitraan lintas sektoral, kolaborasi sekolah-keluarga, inovasi digital, dan pengelolaan keuangan.

Nadiem menuturkan kebijakan Merdeka Belajar merupakan salah satu upaya transformasi pendidikan Pemerintah Indonesia.

Merdeka Belajar dinilai menjadi gerakan massal guru, orang tua, keluarga, dan masyarakat yang memungkinkan aksi kolektif dalam membawa perubahan yang esensial dan berskala besar.

“Kita membutuhkan transformasi bottom-up (dari bawah ke atas) yang berkelanjutan dalam sistem pendidikan kita,” katanya.

Baca juga: Menteri Nadiem rekomendasikan Guru Penggerak jadi kepala sekolah
 

Pemerintah Kubu Raya akan membuka peluang sebesar-besarnya bagi yayasan untuk berinvestasi di bidang pendidikan di kabupaten itu.

"Kami jelas akan sangat mendukung dan menyambut baik kehadiran yayasan pendidikan yang ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sekolah-sekolah, yang lahir dan dikelola oleh pihak swasta," kata Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan sekolah Harapan Bangsa di Desa Parit Baru Sungai Raya, Senin.

Menurutnya, sekolah terpadu yang akan memiliki fasilitas terlengkap itu akan mulai dibangun dengan sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak.

"Makanya kita sangat mendukung investasi dalam bidang pendidikan seperti ini, terlebih ini dikelola oleh teman-teman swasta. Yang pastinya kita semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana dengan kehadiran sekolah ini, nanti di Kubu Raya, akan semakin banyak pilihan sekolah bagi masyarakat," tuturnya.

Sampai saat ini, masih banyak masyarakat yang menyekolahkan anak-anaknya di Jawa karena mengejar kelengkapan fasilitas pendukung. Ke depan, Kubu Raya akan memiliki sekolah yang memiliki fasilitas pendukung yang lengkap, bahkan hingga kolam renang. Dimana, nantinya akan dibangun semuanya dalam satu komplek.

Tidak hanya itu, jenjang pendidikannya juga akan lengkap dalam satu komplek mulai dari TK hingga SMA.Baca berita selengkapnya: Pemkab Kubu Raya buka peluang investasi pendidikan

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023