Presiden RI Joko Widodo mengajak seluruh tokoh agama, kiai, habib, alim ulama hingga santri untuk melantunkan zikir terhadap bangsa Indonesia menjelang HUT Ke-78 RI dan optimistis mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
Hal itu ia sampaikan saat mengikuti acara Zikir dan Doa Kebangsaan 78 Tahun Indonesia Merdeka, di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa malam.
"Bersama-sama melantunkan zikir, doa, ridha Allah SWT dan memohon perlindungan dan berkah-nya agar bangsa ini terus melaju untuk Indonesia Maju dan mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras, dengan optimisme untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045," kata Presiden Jokowi seperti disaksikan dalam tayangan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden.
Mengawali sambutannya, Presiden Jokowi menapaktilas situasi mencekam yang dialami seluruh dunia, termasuk Indonesia akan merebaknya COVID-19.
Presiden pun menceritakan saat itu bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan para menteri Kabinet Indonesia Maju berpikir kapan penyebaran virus dan pandemi tersebut selesai.
Presiden mengakui bahwa ia hanya bisa berikhtiar dan berserah diri karena COVID-19 yang terus berkembang variannya dari Delta hingga Omicron.
"Patut kita syukuri, Alhamdulillah kita bisa mengendalikan, bisa mengelola ekonomi pascapandemi COVID dan bisa kembali normal dalam waktu yang sangat cepat," tuturnya.
Presiden juga mensyukuri bahwa Indonesia bukan termasuk negara yang menjadi "pasien" Dana Moneter Internasional (IMF) karena perekonomian-nya terdampak krisis akibat pandemi.
Selain COVID-19, Indonesia juga dihantam oleh krisis pangan dan energi akibat perang Ukraina-Rusia.
Dengan situasi Indonesia yang masih mampu bertahan, Presiden Jokowi meminta untuk tidak lupa bersyukur, serta mengingatkan pentingnya gotong royong di seluruh lapisan masyarakat.
"Saya ingat, yang sakit diisolasi tapi tetangganya mengirim buah-buahan. Inilah berkat gotong royong seluruh lapisan masyarakat, COVID bisa diatasi dan tentu saja tidak lepas dari ketangguhan, kegigihan, kesabaran, tawakal kita bersama dalam menghadapi berbagai tantangan," ujar Presiden Jokowi.
Adapun kegiatan Zikir dan Doa Kebangsaan 78 Tahun Indonesia Merdeka ini merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahun pada malam pertama bulan Agustus.
Zikir dan Doa Kebangsaan menjadi rangkaian peringatan HUT Ke-78 Republik Indonesia yang tahun ini memiliki tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju".
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya keberlanjutan dan kesinambungan dalam menjalankan kepemimpinan sebuah negara, terutama untuk mencapai visi dan mimpi besar bangsa Indonesia.
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin (stasiun pengisian bahan bakar). Kalau meteran pom bensin mulai dari nol ya, apakah kita mau begitu? Ndak kan. Masak kaya meteran pom bensin," kata Jokowi di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan hal itu saat memberi arahan dalam peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Jokowi menekankan bahwa kepemimpinan yang berkelanjutan dan berkesinambungan merupakan aspek penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Mestinya, kalau sudah dari TK, SD, SMP; maka kepemimpinan berikutnya masuk SMA, (lalu) universitas, nanti berikutnya S2, S3. Tidak maju mundur, (seperti tarian) poco poco," kata Jokowi yang disambut gelak tawa hadirin acara tersebut. Baca selengkapnya: Kepemimpinan itu tongkat estafet - bukan meteran pom bensin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Hal itu ia sampaikan saat mengikuti acara Zikir dan Doa Kebangsaan 78 Tahun Indonesia Merdeka, di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa malam.
"Bersama-sama melantunkan zikir, doa, ridha Allah SWT dan memohon perlindungan dan berkah-nya agar bangsa ini terus melaju untuk Indonesia Maju dan mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras, dengan optimisme untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045," kata Presiden Jokowi seperti disaksikan dalam tayangan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden.
Mengawali sambutannya, Presiden Jokowi menapaktilas situasi mencekam yang dialami seluruh dunia, termasuk Indonesia akan merebaknya COVID-19.
Presiden pun menceritakan saat itu bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan para menteri Kabinet Indonesia Maju berpikir kapan penyebaran virus dan pandemi tersebut selesai.
Presiden mengakui bahwa ia hanya bisa berikhtiar dan berserah diri karena COVID-19 yang terus berkembang variannya dari Delta hingga Omicron.
"Patut kita syukuri, Alhamdulillah kita bisa mengendalikan, bisa mengelola ekonomi pascapandemi COVID dan bisa kembali normal dalam waktu yang sangat cepat," tuturnya.
Presiden juga mensyukuri bahwa Indonesia bukan termasuk negara yang menjadi "pasien" Dana Moneter Internasional (IMF) karena perekonomian-nya terdampak krisis akibat pandemi.
Selain COVID-19, Indonesia juga dihantam oleh krisis pangan dan energi akibat perang Ukraina-Rusia.
Dengan situasi Indonesia yang masih mampu bertahan, Presiden Jokowi meminta untuk tidak lupa bersyukur, serta mengingatkan pentingnya gotong royong di seluruh lapisan masyarakat.
"Saya ingat, yang sakit diisolasi tapi tetangganya mengirim buah-buahan. Inilah berkat gotong royong seluruh lapisan masyarakat, COVID bisa diatasi dan tentu saja tidak lepas dari ketangguhan, kegigihan, kesabaran, tawakal kita bersama dalam menghadapi berbagai tantangan," ujar Presiden Jokowi.
Adapun kegiatan Zikir dan Doa Kebangsaan 78 Tahun Indonesia Merdeka ini merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahun pada malam pertama bulan Agustus.
Zikir dan Doa Kebangsaan menjadi rangkaian peringatan HUT Ke-78 Republik Indonesia yang tahun ini memiliki tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju".
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya keberlanjutan dan kesinambungan dalam menjalankan kepemimpinan sebuah negara, terutama untuk mencapai visi dan mimpi besar bangsa Indonesia.
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin (stasiun pengisian bahan bakar). Kalau meteran pom bensin mulai dari nol ya, apakah kita mau begitu? Ndak kan. Masak kaya meteran pom bensin," kata Jokowi di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan hal itu saat memberi arahan dalam peluncuran rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Jokowi menekankan bahwa kepemimpinan yang berkelanjutan dan berkesinambungan merupakan aspek penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Mestinya, kalau sudah dari TK, SD, SMP; maka kepemimpinan berikutnya masuk SMA, (lalu) universitas, nanti berikutnya S2, S3. Tidak maju mundur, (seperti tarian) poco poco," kata Jokowi yang disambut gelak tawa hadirin acara tersebut. Baca selengkapnya: Kepemimpinan itu tongkat estafet - bukan meteran pom bensin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023