Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar pangan murah untuk memeriahkan perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia sekaligus sebagai upaya pencegahan inflasi di Kalbar.
"Kegiatan pangan murah ini sebagai bentuk kepedulian dan aksi sosial, yang menjadi rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia," kata Ketua TP PKK Kalbar Lismaryani Sutarmidji, di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, melalui Gelar Pangan Murah (GPM) ini, berusaha mendekatkan akses pangan kepada masyarakat, menjamin keterjangkauan harga, jumlah dan kualitas pangan yang diakses oleh masyarakat, serta sebagai bentuk stabilisasi harga pangan dan bentuk aksi Pemprov Kalbar dalam pengendalian inflasi.
Dia berharap masyarakat dapat terbantu, karena membeli pangan murah dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar, meski pembeliannya terbatas dan tidak dengan jumlah yang cukup mahal.
Sebelum membuka GPM, Ketua TP PKK Provinsi Kalbar itu meminta kepada panitia atau penjual untuk melayani masyarakat yang membeli dengan ikhlas, ramah, dan senyum. Beragam daging hewan ternak beku juga dijual di acara ini, antara lain daging kerbau, daging ayam, dan daging bebek.
Di tempat yang sama, Direktur Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional Maino Dwi Hartono mengatakan tantangan krisis pangan ke depan, yakni adanya El Nino yang memasuki puncak pada bulan Agustus dan September 2023.
"Serta situasi global adanya gejolak antara Rusia dan Ukraina. Pembatasan kedua negara tersebut dalam ekspor bahan pangan berdampak bagi negara kita yang masih mengharapkan hasil impor dari luar negeri," kata Maino.
Kemudian dirinya menjelaskan berdasarkan data BPS, kondisi inflasi nasional di bulan Juli 2023 sebesar 3,8 persen. Sedangkan inflasi Kalbar mengalami penurunan menjadi 4,04 persen dari sebelumnya 4,1 persen.
"Berbicara inflasi, kami dari Badan Pangan Nasional senantiasa berupaya dengan mendistribusikan pasokan pangan dengan melakukan Gerakan Pangan Murah, agar masyarakat dapat mengakses pangan," katanya pula.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar masyarakat mendapatkan pangan dengan harga murah dan terjangkau. Oleh karenanya, Bapanas terus melakukan GPM, baik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dengan menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan seluruh stakeholder terkait.
Dalam gelar pangan murah tersebut, dijual berbagai komoditas di antaranya beras, gula pasir, aneka tepung, susu kental manis, bawang merah, bawang putih, telur ayam, daging ayam, daging kerbau, daging bebek, aneka makanan seperti mi instan, kecap, dan bumbu masakan lainnya.
"Bersamaan dengan GPM ini, juga digelar hasil pangan lokal serta hasil pekarangan yang menjual hasil buah dan sayuran lokal, dimana masyarakat kita masih kurang dalam mengonsumsi sayur-sayuran dan buah, hanya tertumpu pada beras atau serealia," kata Lismaryani pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kegiatan pangan murah ini sebagai bentuk kepedulian dan aksi sosial, yang menjadi rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia," kata Ketua TP PKK Kalbar Lismaryani Sutarmidji, di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, melalui Gelar Pangan Murah (GPM) ini, berusaha mendekatkan akses pangan kepada masyarakat, menjamin keterjangkauan harga, jumlah dan kualitas pangan yang diakses oleh masyarakat, serta sebagai bentuk stabilisasi harga pangan dan bentuk aksi Pemprov Kalbar dalam pengendalian inflasi.
Dia berharap masyarakat dapat terbantu, karena membeli pangan murah dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar, meski pembeliannya terbatas dan tidak dengan jumlah yang cukup mahal.
Sebelum membuka GPM, Ketua TP PKK Provinsi Kalbar itu meminta kepada panitia atau penjual untuk melayani masyarakat yang membeli dengan ikhlas, ramah, dan senyum. Beragam daging hewan ternak beku juga dijual di acara ini, antara lain daging kerbau, daging ayam, dan daging bebek.
Di tempat yang sama, Direktur Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional Maino Dwi Hartono mengatakan tantangan krisis pangan ke depan, yakni adanya El Nino yang memasuki puncak pada bulan Agustus dan September 2023.
"Serta situasi global adanya gejolak antara Rusia dan Ukraina. Pembatasan kedua negara tersebut dalam ekspor bahan pangan berdampak bagi negara kita yang masih mengharapkan hasil impor dari luar negeri," kata Maino.
Kemudian dirinya menjelaskan berdasarkan data BPS, kondisi inflasi nasional di bulan Juli 2023 sebesar 3,8 persen. Sedangkan inflasi Kalbar mengalami penurunan menjadi 4,04 persen dari sebelumnya 4,1 persen.
"Berbicara inflasi, kami dari Badan Pangan Nasional senantiasa berupaya dengan mendistribusikan pasokan pangan dengan melakukan Gerakan Pangan Murah, agar masyarakat dapat mengakses pangan," katanya pula.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar masyarakat mendapatkan pangan dengan harga murah dan terjangkau. Oleh karenanya, Bapanas terus melakukan GPM, baik tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dengan menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan seluruh stakeholder terkait.
Dalam gelar pangan murah tersebut, dijual berbagai komoditas di antaranya beras, gula pasir, aneka tepung, susu kental manis, bawang merah, bawang putih, telur ayam, daging ayam, daging kerbau, daging bebek, aneka makanan seperti mi instan, kecap, dan bumbu masakan lainnya.
"Bersamaan dengan GPM ini, juga digelar hasil pangan lokal serta hasil pekarangan yang menjual hasil buah dan sayuran lokal, dimana masyarakat kita masih kurang dalam mengonsumsi sayur-sayuran dan buah, hanya tertumpu pada beras atau serealia," kata Lismaryani pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023