Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan menurunkan Tim Kelompok Kerja Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) ke Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu untuk mengumpulkan data dan informasi terkait dugaan satu keluarga meninggal dunia akibat DBD.
 
"Kemungkinan hari Rabu (23/8) kita kedatangan tamu dari Tim Kelompok Kerja Vektor DBD Kemenkes RI," kata Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Minggu.
 
Menurut dia, pihak Kemenkes RI ke Mukomuko karena ada kejadian luar biasa (KLB) di daerah ini, yakni satu keluarga meninggal dunia yang diduga akibat DBD.
 
 
Ia menyatakan, meskipun hasil pemeriksaan medis di daerah ini, hanya satu dari empat orang dalam satu keluarga di daerah yang meninggal tersebut positif DBD, tetapi mereka menilai kejadian di daerah ini KLB.
 
Satu keluarga yang meninggal dunia tersebut, yakni Firmasyah (65), Rislaini (56), Herwilin (34), dan satu bayi yang masih dalam kandungan Herwilin.
 
Namun dari sebanyak empat orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia tersebut, satu orang yang dinyatakan positif DBD, satu orang suspect DBD, dan dua orang negatif DBD.
 
Kendati demikian, katanya, mereka telah menilai kejadian di daerah ini KLB karena ada kasus kematian. Dan mereka menilai satu rumah tersebut keluhannya itu.
 
Kemudian, katanya, mereka menganggap KLB karena ada kematian dalam satu keluarga akibat DBD tetapi belum sempat terperiksa.
 
 
Terkait upaya yang telah dilakukan oleh dinas kesehatan dalam menangani kasus DBD di wilayah Desa Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto, katanya, dengan melakukan Penyelidikan epidemiologi (PE) di lokasi rumah warga yang dinyatakan positif DBD.
 
Selain itu, katanya, dinkes dibantu pihak kepolisian resor melakukan pengasapan atau fogging massal di lokasi rumah warga yang meninggal akibat DBD guna memberantas vektor DBD di wilayah tersebut.
 
Kemudian, instansinya meminta partisipasi masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyakit DBD di lingkungan masing-masing.
 
Ia mengatakan PSN dikoordinasikan oleh puskesmas melalui camat. Untuk waktu pelaksanaan PSN bisa pada Jumat atau Minggu.
 
Gerakan bersama PSN di daerah ini, katanya, tidak hanya dilakukan di Desa Lubuk Sanai tetapi di seluruh desa di Kabupaten Mukomuko.
 


Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Edi Rusdi Kamtono, menginstruksikan Kepala Dinkes Kota Pontianak maupun Direktur RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie untuk siaga mengantisipasi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Kasus DBD di Kota Pontianak mengalami lonjakan. Data Dinkes Kota Pontianak mulai dari Januari 2023 hingga saat ini tercatat 65 kasus. Dari data tersebut, kasus DBD terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Kota. Bagi yang memiliki gejala DBD, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat, supaya pengobatannya lebih cepat," ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Selain itu, lanjutnya lagi, RT (Rukun Tetangga) dan lurah setempat segera berkoordinasi dengan puskesmas terdekat untuk melakukan penyemprotan atau fogging guna menekan penyebaran DBD.

"Saya minta petugas puskesmas maupun Dinas Kesehatan secara rutin melakukan fogging di wilayah-wilayah terjadinya wabah DBD," ungkapnya.

DBD adalah penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang muncul lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya sehingga menyebabkan sarang nyamuk.

Oleh sebab itu Edi mengimbau masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. "Bersihkan lingkungan sekitar. Jangan biarkan wadah penampung air menjadi sarang nyamuk. Intinya, jangan sampai nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di air yang tergenang," imbuhnya.Baca berita selengkapnya: Wali Kota : Pontianak siaga antisipasi lonjakan demam berdarah

 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023