Sepanjang Januari sampai Agustus 2023 tercatat hasil ekspor melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau perbatasan Indonesia-Malaysia, di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mencapai Rp3,47 miliar dengan volume 56,1 ton berupa hasil pertanian dan perikanan daerah tersebut.

"Produk pertanian dan perikanan Kapuas Hulu cukup menjanjikan untuk menembus pasar global di perbatasan, masyarakat harus bisa membaca peluang ini," kata  Kepala Bea Cukai Nanga Badau Heri Purwanto  di Kapuas Hulu, Rabu.

Disampaikan Heri, sejumlah produk perikanan yang mendominasi dalam kegiatan ekspor yaitu ikan air tawar seperti jelawat, semah dan seladang.

Sedangkan, hasil pertanian berupa tanaman lada dan hasil pertanian lainnya seperti sayur-sayuran.

Menurut dia, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekspor perlu peran aktif dan kerja sama semua pihak instansi dan lembaga terkait termasuk Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dalam mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk terus menggali dan mengembangkan potensi yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu.

"Dari realisasi ekspor tersebut menunjukkan adanya geliat ekonomi masyarakat di perbatasan, sehingga perlu komitmen bersama untuk mendukung pelaku usaha agar tembus ke pasar global di perbatasan," kata Heri.

Dia berharap potensi yang ada di Kapuas Hulu akan terus berkembang dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekspor dan terjadi penambahan pelaku ekspor serta produk ekspor seperti kerajinan tangan masyarakat.

Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC Nanga Badau Rossy Amal Sholih menambahkan program pojok UMKM dan klinik ekspor melalui kegiatan asistensi pelaku usaha dan UMKM akan terus dilakukan dan ditingkatkan, untuk menggali potensi ekspor komoditas unggulan lainnya, seperti madu, kayu olahan, karet, ikan arwana serta potensi lainnya.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam upaya memberikan kemudahan persyaratan,perizinan dan percepatan pelayanan ekspor di perbatasan," ucapnya.

Dia menyebutkan berdasarkan catatan Bea Cukai Nanga Badau pada periode Januari sampai dengan Juni 2023 devisa ekspor sebanyak Rp2,32 miliar dari 40,7 ton produk pertanian dan perikanan.

"Ada kesalahan data yang kami sampaikan sebelumnya Rp8,7 miliar, yang benar sebesar Rp2,32 miliar dari 40,7 ton produk yang di ekspor," katanya.

Meskipun demikian, dari data yang ada kata Rossy Amal Sholihin, bahwa terlihat adanya peningkatan devisa hasil ekspor.

Untuk itu, dia berharap pertumbuhan ekonomi masyarakat di perbatasan semakin meningkat dengan memanfaatkan peluang ekspor di PLBN Nanga Badau.
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023