Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat optimistis produksi padi hingga akhir 2023 mencapai target 863.898 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 567.408 ton beras.
"Produksi sebesar 863.898 GKG tersebut dari luas lahan panen yakni 283.344 hektare," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Minggu.
Ia menambahkan bahwa dari target tersebut bahkan Provinsi Kalbar bisa tetap surplus sehingga hal itu terus dikawal dan dimaksimalkan agar produksi terjaga.
"Kebutuhan beras Kalbar sepanjang periode Januari - Desember 2023 diperkirakan sebesar 535.109 ton beras dan target produksi 567.408 ton beras maka sampai akhir Desember 2023 kita Kalbar masih surplus sebesar 32.306 ton beras," jelas dia.
Terkait realisasi produksi Kalbar Januari - Agustus 2023 sudah mencapai 674.350 ton GKG atau setara dengan 442.913 ton beras.
"Kebutuhan beras penduduk Kalbar Januari - Agustus 2023 sebesar 356.735 ton maka akhir Agustus 2023 Kalbar masih aman dan surplus sebesar 86.178 ton beras," jelas dia.
Menurutnya, terkait dalam pelaksanaan pembangunan pertanian Dampak Perubahan Iklim (DPI) tidak bisa hindari, namun agar tahapan proses produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana maka diperlukan mitigasi dan adaptasi terhadap kondisi iklim yang sedang berlangsung.
"Strategi mitigasi dan adaptasi ini dilakukan oleh kami sehingga jalannya pelaksanaan pembangunan pertanian di Kalbar pada 2023 ini dapat terlaksana dengan baik masih sesuai rencana," katanya.
Ia menjelaskan fenomena perubahan iklim belum berdampak signifikan terhadap tahapan proses produksi pertanian di Kalbar. Kalbar yang berada di garis khatulistiwa dan merupakan daerah hutan hujan tropis menunjukkan fenomena El Nino yang berbeda.
"Kondisi ini masih memungkinkan kita untuk beradaptasi dalam pelaksanaan tahapan proses produksi pertanian khususnya padi. Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim wajib dilakukan dalam kita melaksanakan pembangunan pertanian. Sehingga bisa meminimalisir dampak dari perubahan iklim tersebut terhadap produktivitas pertanian," katanya.
Upaya yang terus pihaknya lakukan dan tahapan proses produksi pertanian masih berjalan lancar dan sesuai perencanaan, misalnya Luas Tambah Tanam (LTT) dan percepatan waktu tanam karena memanfaatkan masih ada hujan.
"Dari target luas tanam padi Kalbar 350.597 hektare yang kita tanam Oktober 2022 - September 2023 capaian luas tanam sampai dengan Juli 2023 adalah 268.535 hektare atau 76,59 persen dari total target luas tanam 2023. Artinya dampak El Nino di Kalbar masih terkendali," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Produksi sebesar 863.898 GKG tersebut dari luas lahan panen yakni 283.344 hektare," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Minggu.
Ia menambahkan bahwa dari target tersebut bahkan Provinsi Kalbar bisa tetap surplus sehingga hal itu terus dikawal dan dimaksimalkan agar produksi terjaga.
"Kebutuhan beras Kalbar sepanjang periode Januari - Desember 2023 diperkirakan sebesar 535.109 ton beras dan target produksi 567.408 ton beras maka sampai akhir Desember 2023 kita Kalbar masih surplus sebesar 32.306 ton beras," jelas dia.
Terkait realisasi produksi Kalbar Januari - Agustus 2023 sudah mencapai 674.350 ton GKG atau setara dengan 442.913 ton beras.
"Kebutuhan beras penduduk Kalbar Januari - Agustus 2023 sebesar 356.735 ton maka akhir Agustus 2023 Kalbar masih aman dan surplus sebesar 86.178 ton beras," jelas dia.
Menurutnya, terkait dalam pelaksanaan pembangunan pertanian Dampak Perubahan Iklim (DPI) tidak bisa hindari, namun agar tahapan proses produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana maka diperlukan mitigasi dan adaptasi terhadap kondisi iklim yang sedang berlangsung.
"Strategi mitigasi dan adaptasi ini dilakukan oleh kami sehingga jalannya pelaksanaan pembangunan pertanian di Kalbar pada 2023 ini dapat terlaksana dengan baik masih sesuai rencana," katanya.
Ia menjelaskan fenomena perubahan iklim belum berdampak signifikan terhadap tahapan proses produksi pertanian di Kalbar. Kalbar yang berada di garis khatulistiwa dan merupakan daerah hutan hujan tropis menunjukkan fenomena El Nino yang berbeda.
"Kondisi ini masih memungkinkan kita untuk beradaptasi dalam pelaksanaan tahapan proses produksi pertanian khususnya padi. Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim wajib dilakukan dalam kita melaksanakan pembangunan pertanian. Sehingga bisa meminimalisir dampak dari perubahan iklim tersebut terhadap produktivitas pertanian," katanya.
Upaya yang terus pihaknya lakukan dan tahapan proses produksi pertanian masih berjalan lancar dan sesuai perencanaan, misalnya Luas Tambah Tanam (LTT) dan percepatan waktu tanam karena memanfaatkan masih ada hujan.
"Dari target luas tanam padi Kalbar 350.597 hektare yang kita tanam Oktober 2022 - September 2023 capaian luas tanam sampai dengan Juli 2023 adalah 268.535 hektare atau 76,59 persen dari total target luas tanam 2023. Artinya dampak El Nino di Kalbar masih terkendali," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023