Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak, Kalimantan Barat Yanieta Arbiastuti memaparkan inovasi dan kolaborasi penurunan stunting dalam acara Sarasehan Istri Wali Kota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia di Kota Ternate.
"Inovasi itu hadir untuk mendukung peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang Percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pontianak," ujar Ketua PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastuti saat dihubungi di Ternate, Selasa.
Ia mengatakan, TP PKK Pontianak menjadi unsur yang terlibat aktif di lapangan di antaranya lewat inovasi komitmen, kolaborasi, dan monitoring (Kokomoto).
"Sebagai mitra kerja Pemkot Pontianak kami berkomitmen mendukung program penurunan angka stunting balita. Program itu merupakan salah satu indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ditargetkan di tahun 2024, angka stunting balita di Kota Pontianak turun menjadi 14 persen," jelas dia.
Menurutnya ada beberapa fokus dalam peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, kebiasaan pola hidup bersih dan sehat, mutu fasilitas kesehatan dan pemanfaatan sistem informasi stunting yang terintegrasi.
Kerja sama lintas sektor ditingkatkan dan kegiatan dilakukan langsung menyentuh target di lapangan hingga tingkat dasawisma.
"Kegiatan ini dengan tujuan kelompok sasaran yaitu remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 0-59 bulan," kata Yanieta.
Kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi, sarapan pagi bersama sekaligus minum tablet tambah darah bagi siswa putri dan lomba mewarnai tingkat sekolah dasar diawali dengan makan telur bersama.
"Kegiatan ini kemudian dicontoh daerah lain di Kalimantan Barat untuk menggelar kegiatan serupa," imbuhnya.
Untuk melakukan monitor, selain informasi melalui kader Tim Penggerak PKK dan Posyandu, Kota Pontianak memanfaatkan aplikasi Pazti (Pontianak Zero Stunting). Alat kerja tersebut memudahkan langkah di lapangan agar tepat sasaran.
"Melalui aplikasi Pasti, kami memonitor data by name by address anak yang terindikasi stunting, setelah itu saya bersama tim penggerak PKK Kecamatan dan Kelurahan turun ke masyarakat melakukan langkah-langkah penanganan," jelas Ibu Wali Kota Pontianak.
Hasilnya menggembirakan. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita, angka stunting turun 4,7 persen, dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 19,7 persen di tahun 2022.
"Atas pencapaian ini pula Pemerintah Kota Pontianak mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo, yang hari ini juga sebagai narasumber utama," kata Yanieta.
Selain urusan stunting, ia juga bercerita sejumlah capaian prestasi TP PKK Kota Pontianak baik di tingkat Provinsi Kalimantan Barat maupun nasional. Jelang akhir masa jabatannya Desember 2023 mendatang, PKK Kota Pontianak berhasil kembali meraih juara umum HKG PKK ke 51 tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023 di Kabupaten Bengkayang.
"Capaian juara umum ini merupakan prestasi yang kedua kalinya diraih oleh TP PKK Kota Pontianak sepanjang kepemimpinan saya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Inovasi itu hadir untuk mendukung peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang Percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pontianak," ujar Ketua PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastuti saat dihubungi di Ternate, Selasa.
Ia mengatakan, TP PKK Pontianak menjadi unsur yang terlibat aktif di lapangan di antaranya lewat inovasi komitmen, kolaborasi, dan monitoring (Kokomoto).
"Sebagai mitra kerja Pemkot Pontianak kami berkomitmen mendukung program penurunan angka stunting balita. Program itu merupakan salah satu indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ditargetkan di tahun 2024, angka stunting balita di Kota Pontianak turun menjadi 14 persen," jelas dia.
Menurutnya ada beberapa fokus dalam peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, kebiasaan pola hidup bersih dan sehat, mutu fasilitas kesehatan dan pemanfaatan sistem informasi stunting yang terintegrasi.
Kerja sama lintas sektor ditingkatkan dan kegiatan dilakukan langsung menyentuh target di lapangan hingga tingkat dasawisma.
"Kegiatan ini dengan tujuan kelompok sasaran yaitu remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 0-59 bulan," kata Yanieta.
Kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi, sarapan pagi bersama sekaligus minum tablet tambah darah bagi siswa putri dan lomba mewarnai tingkat sekolah dasar diawali dengan makan telur bersama.
"Kegiatan ini kemudian dicontoh daerah lain di Kalimantan Barat untuk menggelar kegiatan serupa," imbuhnya.
Untuk melakukan monitor, selain informasi melalui kader Tim Penggerak PKK dan Posyandu, Kota Pontianak memanfaatkan aplikasi Pazti (Pontianak Zero Stunting). Alat kerja tersebut memudahkan langkah di lapangan agar tepat sasaran.
"Melalui aplikasi Pasti, kami memonitor data by name by address anak yang terindikasi stunting, setelah itu saya bersama tim penggerak PKK Kecamatan dan Kelurahan turun ke masyarakat melakukan langkah-langkah penanganan," jelas Ibu Wali Kota Pontianak.
Hasilnya menggembirakan. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita, angka stunting turun 4,7 persen, dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 19,7 persen di tahun 2022.
"Atas pencapaian ini pula Pemerintah Kota Pontianak mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo, yang hari ini juga sebagai narasumber utama," kata Yanieta.
Selain urusan stunting, ia juga bercerita sejumlah capaian prestasi TP PKK Kota Pontianak baik di tingkat Provinsi Kalimantan Barat maupun nasional. Jelang akhir masa jabatannya Desember 2023 mendatang, PKK Kota Pontianak berhasil kembali meraih juara umum HKG PKK ke 51 tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023 di Kabupaten Bengkayang.
"Capaian juara umum ini merupakan prestasi yang kedua kalinya diraih oleh TP PKK Kota Pontianak sepanjang kepemimpinan saya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023