Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar Heronimus Hero mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan program Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA) di Kalbar sebagai upaya dan langkah penerapan di lapangan yang berdampak luas untuk produksi sapi.

"Untuk memaksimalkan SISKA tersebut SDM diperkuat melalui pelatihan operator, pengawas dan manajer SISKA Kalbar 2023," ujarnya di Pontianak, Selasa.

Ia menambahkan, dengan penguatan SDM juga untuk memastikan terintegrasinya perkebunan sawit dan pembiakan sapi, bagi pihak-pihak yang menerapkan agar memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang praktek SISKA yang baik dan benar.

"Kemudian unsur-unsur kelembagaan, pengelolaan SDM dan manajemen lainnya seperti pengelolaan anggaran dan perencanaannya, perlu dibangun dengan standarisasi operasional yang baik. Sehingga dapat memastikan bahwa proses bisnis yang dijalankan menguntungkan dan berkelanjutan," kata dia.

Ia menjelaskan hingga saat ini, luas lahan konsesi perkebunan kelapa Sawit di Kalbar sebesar 3,1 juta hektare. Terdapat 2,1 juta tutupan tanaman sawit 2022, yang 1,52 juta hektare berada di areal perkebunan besar swasta dan negara (PBS/PBN) dan sisanya merupakan sawit rakyat dengan luas sekitar 600 ribu hektare.

"Dengan luas perkebunan sawit tersebut menjadikan bioindustri sawit sebagai komoditas unggulan Kalbar yang nyata berkontribusi meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan Masyarakat Kalbar," katanya.

Menurut dia, keunggulan sawit akan lebih baik lagi jika pemerintah bersama-sama seluruh masyarakat yakni petani dan perusahaan di sektor perkebunan menyadari bahwa lahan sawit adalah surga bagi ternak ruminansia.

Hijauan yang melimpah baik berupa rumput di bawah pohon sawit, maupun bagian dari tanaman sawit dari batang, buah, hingga daun yang dapat dikonversi menjadi sumber serat dan hijauan bagi ternak.

Khusus sapi, perkebunan sawit menjadi tempat tinggal yang baik karena merupakan bentuk pemenuhan aspek kesejahteraan hewan pada budidaya sapi yang berdampak pada peningkatan produktivitas sapi, seperti tingkat kebuntingan, kelahiran skor kondisi ternak, dan kenaikan bobot harian.

Dari beberapa praktek integrasi konvensional yang ditemui di daerah kita menunjukkan bahwa status kesehatan hewan pada sapi yang ada di dalam kebun lebih baik dibandingkan sapi yang dikandangkan.

"Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dukungan dan kolaborasi dari SISKA Supporting Program (SSP) yang memfasilitasi terselenggaranya pelatihan SDM SISKA Kalbar serta peran serta dan Bhakti Surya Training Center (BSTC) Kalsel yang modulnya diadopsi pada pelatihan ini," kata dia


 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023