Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara peserta Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) untuk terus bekerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan global.

Menurut Jokowi, semua negara pulau dan kepulauan, terlepas dari besar atau kecil, maju atau pun berkembang, sama-sama menghadapi tantangan seperti kenaikan permukaan air laut, tata kelola sumber daya laut, dan pencemaran laut.

“Jika membuang sampah di daratan, belum tentu sampah tersebut berpindah ke daratan di belahan dunia lain. Tetapi jika kita membuang sampah di lautan maka sampah itu sangat bisa sampai ke daratan mana pun di dunia,” kata Jokowi dalam pembukaan KTT AIS Forum di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Oleh karena itu, ujar dia, kolaborasi dan solidaritas antara negara pulau dan kepulauan sangat penting untuk menghasilkan langkah-langkah strategis, konkret, dan taktis dalam penyelesaian masalah bersama.

KTT AIS Forum yang pertama kali diselenggarakan sejak pembentukan forum tersebut pada 2018, merupakan momentum penting untuk menetapkan arah kolaborasi ke depan.

Dalam hal ini, Jokowi mendorong tiga hal yang perlu dimajukan yakni solidaritas, kesetaraan, inklusivitas sebagai prinsip yang harus dipegang bersama; prioritas pada kerja sama konkret yang disesuaikan dengan kebutuhan negara penerima; serta kerangka kerja sama yang tangguh dan dinamis untuk menghadapi tantangan ke depan.

Indonesia menjadi tuan rumah KTT AIS Forum yang dihadiri oleh 30 negara dari total 51 negara peserta, dan empat organisasi internasional.

Pada tingkat kepala negara atau setingkat kepala negara, Indonesia mencatat keikutsertaan Presiden Federasi Mikronesia Wesley Simina, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, PM Niue Dalton Tagelagi, PM Sao Tome and Principe Partice Emery Trovoada, dan PM Tuvalu Kausea Natano.

Selanjutnya, Deputi PM Fiji Manoa Seru Nakausabaria Kamikamica dan Deputi PM Tonga Samiu Kuita Vaipulu.

Sementara delegasi negara lainnya dipimpin oleh menteri, wakil menteri, pejabat tinggi, serta duta besar selama KTT AIS Forum.

Penyelenggaraan pertemuan puncak itu berfokus pada penguatan kerja sama untuk mengatasi empat isu global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim.

Baca juga: KTT AIS penting bagi DKI untuk kembangkan ekonomi biru

Baca juga: XL Axiata gencar bangun jaringan 4G hingga ke Pelosok
 



 Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan tidak ada bantuan pengamanan ataupun militer dari negara asing dalam pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (KTT AIS) Forum 2023 di Nusa Dua, Bali.

"Untuk bantuan asing, tidak ada. Semuanya kita laksanakan dari personel kita karena saya kira kita mampu dari kekuatan darat, laut, dan udara. Kita tidak pernah minta bantuan luar. Dengan kekuatan kita, insyaallah kita mampu melaksanakan pengamanan ini," kata Yudo Margono usai menggelar Tactical Floor Game (TFG) di GOR Yudomo, Kepaon, Denpasar, Minggu.

Panglima menegaskan bahwa Polri dan semua kementerian lembaga terkait, BSSN, BIN, dan semuanya unsur yang terlibat dalam operasi pengamanan KTT AIS Forum 2023 mampu untuk melaksanakan pengamanan seperti yang sudah dilaksanakan selama pergelaran ajang bertaraf internasional lainnya seperti KTT G20 di Bali serta KTT ASEAN di Labuan Bajo dan di Jakarta.

Sebagai bagian dari tanggung jawab mempertaruhkan nama bangsa Indonesia, TNI/Polri berserta pemangku kepentingan terkait lainnya telah melaksanakan persiapan yang matang, baik dari segi personel maupun dari segi materiil, yakni peralatan untuk pengamanan, termasuk alat utama sistem senjata.

Dari segi personel, TNI/Polri mengerahkan 15.581 personel dengan perincian 11.099 anggota TNI dan 4.482 anggota Polri.Baca selengkapnya: Tak ada bantuan asing dalam pengamanan KTT AIS Forum
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023