Sinar Mas Agribusiness and Food mengajak para pelajar mengenal bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta cara pencegahannya melalui dongeng, bermain, diskusi, bernyanyi, dan kegiatan interaktif lainnya. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan sosialisasi karhutla di 45 sekolah tingat SD, SMP, dan SMA untuk memperluas pemahaman siswa-siswi tentang pencegahan karhutla sejak dini. Kegiatan ini menjadi bagian dari program Ruang Literasi yang memadukan pengembangan pendidikan nalar, karakter, dan lingkungan.

Materi tentang karhutla disisipkan sebagai salah satu upaya menghadapi dampak iklim ekstrem. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tahun ini Indonesia menghadapi fenomena El Nino yang diperparah adanya Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Kondisi itu membuat potensi kekeringan dan karhutla menjadi lebih besar dibandingkan tiga tahun terakhir. 

Menurut Head of Economic Empowerment Sinar Mas Agribusiness and Food, Jusupta Tarigan, antusiasme para pelajar terhadap program Ruang Literasi dan sosialisasi karhutla ini cukup besar. Pada bulan Agustus lalu misalnya, sebanyak 720 pelajar dari 12 SD di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, bergembira dan belajar bersama-sama dengan para guru dan fasilitator. 

“Sosialisasi dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran kreatif dan menyenangkan lewat kegiatan bernyanyi, bermain, berdiskusi, presentasi, dan mini team building. Kami bahkan telah menyiapkan tiga edisi buku dongeng berjudul ‘Rumbun dan Sahabat Rimba’ yang berisi kisah menarik tentang anak muda dan satwa yang saling menjaga lingkungan dari bahaya karhutla,” jelas Jusupta. 

Ia menambahkan, para pelajar juga merupakan bagian penting dari upaya pencegahan karhutla secara keseluruhan. “Kita perlu memberikan pemahaman kepada para pelajar tentang dampak buruk karhutla. Mereka adalah agen-agen perubahan yang memiliki peran penting untuk mengingatkan orang tua, keluarga, dan masyarakat sekitar tentang bahaya karhutla,” ujarnya.

Menurut Jusupta, Sinar Mas Agribusiness and Food senantiasa menjalin kolaborasi dengan masyarakat dalam pencegahan karhutla. Salah satu bentuk kolaborasi itu adalah Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang berlangsung di 105 desa binaan sejak 2016. Program DMPA membentuk kesigapan dan kecakapan masyarakat dalam penanggulangan karhutla seiring program pengembangan pendidikan dan ekonomi lokal, misalnya hortikultura, peternakan, dan UMKM berbasis sumber daya lokal.

“Kami menerapkan manajemen terpadu pencegahan karhutla di Sinar Mas Agribusiness and Food. Selain sosialisasi kepada pelajar dan masyarakat umum, upaya lain yang kami lakukan adalah meningkatkan kapasitas sumber daya, sarana, dan prasarana pengendalian karhutla; mengembangkan teknologi sistem peringatan dan deteksi dini; merespons cepat kebakaran lahan; serta mendukung upaya rehabilitasi dan pemulihan pasca kebakaran lahan,” jelas Jusupta. 

Program Ruang Literasi tahun ini tersebar di enam provinsi yaitu Kalimantan Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua yang melibatkan ratusan siswa-siswi dari 45 sekolah. Program ini bertujuan mengoptimalkan pengembangan kecerdasan intelektual, sosial, dan emosional, serta kepekaan terhadap lingkungan para pesertanya. Diharapkan para peserta dapat mengambil hikmah dari materi yang disampaikan secara interaktif dan menghibur. 

Salah satu pelajar dari SMP 3 Nanga Tayap Kabupaten Ketapang, Fitriani, mengaku antusias dengan materi yang disampaikan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food terkait pencegahan karhutla. “Saya senang dengan materi tentang edukasi pengenalan konservasi lingkungan. Melalui kegiatan ini, kami semakin paham tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kami berjanji untuk meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan,” ucapnya.
 

Pewarta: Rilis

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023