Perancang busana dari Kabupaten Sambas Kalimantan Barat mendaur ulang barang bekas berupa cangkang telur menjadi busana yang ditampilkan dalam Parade Busana Nusantara memperingati Hari Museum Nasional tahun 2023 di Pontianak.
“Biasanya kaleng minuman kita buang ini kita manfaatkan didaur ulang jadi mahkota, jas hujan yang sudah sobek dibuat jadi gaun pelangi dan banyak lagi barang bekas seperti karung semen, kulit jagung, plastik, sedotan, kita rancang sesuai dengan ide-ide yang muncul,” ujar Perancang busana dari Sambas, Dewi, saat ditemui di kegiatan Parade Busana di Pontianak, Kamis.
Dia mengatakan, busana yang dipakainya bertema burung Enggang bernuansa khas Kalbar yaitu Dayak.
“Untuk pembuatan lima baju dari bahan daur ulang dapat terselesaikan dalam beberapa hari karena pembuatan hanya proses penempelan dan menjahit bahan-bahannya saja. Untuk pembuatan sayap-sayap sekitar dua mingguan karena adanya proses pengecatan, penempelan manik-manik dan lainnya,” kata dia menjelaskan.
“Saya memberikan support, saya ingin anak muda bisa memanfaatkan barang bekas dimanapun berada terutama barang bekas rumah tangga," katanya menambahkan.
Untuk itu dia berharap agar generasi penerus ke depannya lebih meningkatkan kreasinya dalam pembuatan kostum karnaval yang bersayap-sayap dan dari bahan daur ulang
Dia meminta agar anak muda membuat kreativitas tidak hanya untuk pembuatan kostum saja melainkan membuat kreativitas yang lainnya.
Sementara itu, siswi MAN 1 Pontianak Miranda mengatakan, sangat senang mengikuti kegiatan parade busana nusantara karena menambah pengalaman dan dapat merasakan menggunakan busana yang dibuat dari barang bekas plastik dan cangkang telur.
“Saya berharap teman-teman yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan seperti ini untuk kedepannya bisa berpartisipasi dan mengembangkan budaya-budaya Indonesia’, harap Miranda Siswi MAN 1 Pontianak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
“Biasanya kaleng minuman kita buang ini kita manfaatkan didaur ulang jadi mahkota, jas hujan yang sudah sobek dibuat jadi gaun pelangi dan banyak lagi barang bekas seperti karung semen, kulit jagung, plastik, sedotan, kita rancang sesuai dengan ide-ide yang muncul,” ujar Perancang busana dari Sambas, Dewi, saat ditemui di kegiatan Parade Busana di Pontianak, Kamis.
Dia mengatakan, busana yang dipakainya bertema burung Enggang bernuansa khas Kalbar yaitu Dayak.
“Untuk pembuatan lima baju dari bahan daur ulang dapat terselesaikan dalam beberapa hari karena pembuatan hanya proses penempelan dan menjahit bahan-bahannya saja. Untuk pembuatan sayap-sayap sekitar dua mingguan karena adanya proses pengecatan, penempelan manik-manik dan lainnya,” kata dia menjelaskan.
“Saya memberikan support, saya ingin anak muda bisa memanfaatkan barang bekas dimanapun berada terutama barang bekas rumah tangga," katanya menambahkan.
Untuk itu dia berharap agar generasi penerus ke depannya lebih meningkatkan kreasinya dalam pembuatan kostum karnaval yang bersayap-sayap dan dari bahan daur ulang
Dia meminta agar anak muda membuat kreativitas tidak hanya untuk pembuatan kostum saja melainkan membuat kreativitas yang lainnya.
Sementara itu, siswi MAN 1 Pontianak Miranda mengatakan, sangat senang mengikuti kegiatan parade busana nusantara karena menambah pengalaman dan dapat merasakan menggunakan busana yang dibuat dari barang bekas plastik dan cangkang telur.
“Saya berharap teman-teman yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan seperti ini untuk kedepannya bisa berpartisipasi dan mengembangkan budaya-budaya Indonesia’, harap Miranda Siswi MAN 1 Pontianak.
Museum Kalbar gelar parade busana dan pameran senjata tradisional
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023