Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana tiba di Bandar Udara Internasional Peking Beijing, China sekitar pukul 16.15 waktu setempat pada Senin untuk menghadiri Belt and Road Forum (BRF).
Setelah turun dari Pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) Presiden Jokowi dan Ibu Iriana mendapat karangan bunga dari anak-anak yang telah menunggu di bawah tangga pesawat. Ketibaan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana juga disambut meriah oleh barisan penari dengan kostum merah dan menari dengan rebana untuk mengantarkan Presiden serta Ibu Iriana menuju kendaraan.
Tampak juga Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun dan Atase Pertahanan KBRI Beijing Brigjen TNI (Mar) Benny P. Nadeak masing-masing beserta istri menyambut ketibaan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana.
Dari Pemerintah China, turut menyambut Menteri Perumahan dan Pembangunan Urban China Ni Hong, Deputi Direktur Beijing Municiap People's Congress Standing Committee Yu Jun.
Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel tempat bermalam selama kunjungan di Beijing.
Turut serta dalam rombongan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-interim yang juga Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay.
Selain menghadiri BRF ke-3, Presiden Jokowi rencananya juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, bertemu dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dan Ketua Parlemen China Zhao Leji. Dalam pertemuan tersebut Presiden akan membahas sejumlah isu prioritas dari perdagangan hingga investasi antar kedua negara.
Pemerintah China akan melangsungkan "Forum Sabuk dan Jalan" (Belt and Road Forum) ketiga pada 17-18 Oktober 2023.
Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan membuka forum dengan tema "Kerja Sama Berkualitas Tinggi Sabuk dan Jalan: Bersama untuk mencapai Pembangunan dan Kemakmuran".
Xi Jinping juga akan menyampaikan pidato pembuka dan mengadakan jamuan makan malam serta pertemuan bilateral dengan para kepala negara dan kepala pemerintahan dalam forum tersebut.
Pemimpin negara lain yang juga dijadwalkan akan menghadiri forum tersebut adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative atau BRI) merupakan program yang diperkenalkan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013 dengan nama One Belt One Road (OBOR).
Saat itu, Xi ingin menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutera (Silk Road) pada abad ke-21. Strategi ini melibatkan investasi dan pembangunan infrastruktur besar-besaran di 152 negara yang tersebar di Eropa, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.
Belt atau sabuk mengacu pada jalur darat berupa jalan yang menghubungkan China ke Asia Tengah dan Asia Selatan, serta Eropa dan rel kereta yang juga disebut sebagai Sabuk Ekonomi Jalur Sutera.
Sedangkan, road atau jalan merujuk pada jalur laut atau Jalur Sutera Maritim pada Abad ke-21 yang menghubungkan China ke Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur dan Afrika Utara, serta Eropa.
Untuk mengumpulkan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur BRI, dibentuklah Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
China memiliki saham terbesar di AIIB, yakni 26 persen, sementara Indonesia menjadi menjadi penyetor terbesar ke-8 untuk AIIB dengan setoran modal 672 juta dolar AS (sekitar Rp10,23 triliun) yang dibayarkan bertahap dalam lima tahun.
Proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang mendapatkan pendanaan dari AIIB antara lain adalah proyek energi, manajemen air, pertanian, dan transportasi berbasis rel, baik light rail transit (LRT) maupun kereta cepat.
Setidaknya ada 147 negara, termasuk Indonesia telah menekan kesepakatan dalam progam BRI, contohnya adalah Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan jalur kereta sepanjang 142 kilometer. Ada juga kereta China-Laos, kereta ekspres China-Eropa, dan kereta Mombasa-Nairobi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Setelah turun dari Pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) Presiden Jokowi dan Ibu Iriana mendapat karangan bunga dari anak-anak yang telah menunggu di bawah tangga pesawat. Ketibaan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana juga disambut meriah oleh barisan penari dengan kostum merah dan menari dengan rebana untuk mengantarkan Presiden serta Ibu Iriana menuju kendaraan.
Tampak juga Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun dan Atase Pertahanan KBRI Beijing Brigjen TNI (Mar) Benny P. Nadeak masing-masing beserta istri menyambut ketibaan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana.
Dari Pemerintah China, turut menyambut Menteri Perumahan dan Pembangunan Urban China Ni Hong, Deputi Direktur Beijing Municiap People's Congress Standing Committee Yu Jun.
Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel tempat bermalam selama kunjungan di Beijing.
Turut serta dalam rombongan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-interim yang juga Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay.
Selain menghadiri BRF ke-3, Presiden Jokowi rencananya juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, bertemu dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dan Ketua Parlemen China Zhao Leji. Dalam pertemuan tersebut Presiden akan membahas sejumlah isu prioritas dari perdagangan hingga investasi antar kedua negara.
Pemerintah China akan melangsungkan "Forum Sabuk dan Jalan" (Belt and Road Forum) ketiga pada 17-18 Oktober 2023.
Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan membuka forum dengan tema "Kerja Sama Berkualitas Tinggi Sabuk dan Jalan: Bersama untuk mencapai Pembangunan dan Kemakmuran".
Xi Jinping juga akan menyampaikan pidato pembuka dan mengadakan jamuan makan malam serta pertemuan bilateral dengan para kepala negara dan kepala pemerintahan dalam forum tersebut.
Pemimpin negara lain yang juga dijadwalkan akan menghadiri forum tersebut adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative atau BRI) merupakan program yang diperkenalkan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013 dengan nama One Belt One Road (OBOR).
Saat itu, Xi ingin menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutera (Silk Road) pada abad ke-21. Strategi ini melibatkan investasi dan pembangunan infrastruktur besar-besaran di 152 negara yang tersebar di Eropa, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.
Belt atau sabuk mengacu pada jalur darat berupa jalan yang menghubungkan China ke Asia Tengah dan Asia Selatan, serta Eropa dan rel kereta yang juga disebut sebagai Sabuk Ekonomi Jalur Sutera.
Sedangkan, road atau jalan merujuk pada jalur laut atau Jalur Sutera Maritim pada Abad ke-21 yang menghubungkan China ke Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur dan Afrika Utara, serta Eropa.
Untuk mengumpulkan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur BRI, dibentuklah Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
China memiliki saham terbesar di AIIB, yakni 26 persen, sementara Indonesia menjadi menjadi penyetor terbesar ke-8 untuk AIIB dengan setoran modal 672 juta dolar AS (sekitar Rp10,23 triliun) yang dibayarkan bertahap dalam lima tahun.
Proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang mendapatkan pendanaan dari AIIB antara lain adalah proyek energi, manajemen air, pertanian, dan transportasi berbasis rel, baik light rail transit (LRT) maupun kereta cepat.
Setidaknya ada 147 negara, termasuk Indonesia telah menekan kesepakatan dalam progam BRI, contohnya adalah Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan jalur kereta sepanjang 142 kilometer. Ada juga kereta China-Laos, kereta ekspres China-Eropa, dan kereta Mombasa-Nairobi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023