Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berupaya membantu menuntaskan stunting di Indonesia melalui Gerakan Anak Sehat - Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (GAS-KIPAS Stunting).
 
"Kami menyadari stunting berhubungan dengan kemampuan pendidikan tenaga kerja dan upah yang layak. Ketika abai, tanpa kita sadari kita telah menabung bom waktu yang berdampak bagi masa depan Indonesia," kata Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani dalam acara tersebut di Serang, Banten, Selasa.
 
Shinta mengatakan pendekatan inklusif dalam penanganan stunting oleh para pengusaha penting untuk dilakukan, karena para pengusaha membawa dana yang besar untuk membantu menangani masalah stunting di Indonesia.
 
Selain itu dia menyebutkan para pengusaha juga memiliki akses dan koneksi yang luas terhadap panganan yang bergizi, yang dapat disalurkan kepada mereka yang membutuhkan untuk mencegah stunting.
 
"Kami yakin kombinasi intervensi gizi yang diupayakan dengan promosi kesehatan serta peningkatan kapasitas dan literasi kesehatan kelompok masyarakat adalah kunci sukses perangi stunting," ujarnya.
 
GAS KIPAS Stunting, kata Shinta, berfokus pada tiga pendekatan, yaitu peningkatan akses pangan, investasi pendidikan dan kesehatan, serta penyuluhan dan kampanye.
 
Pada tahap awal, lanjutnya, gerakan ini dilaksanakan dengan kolaborasi sejumlah pihak yang tergabung ke dalam 300 pejuang stunting, yang terdiri dari pakar gizi, kader, koordinator lapangan, dan mahasiswa pendamping lapangan, dengan menyasar tiga kota/kabupaten yakni Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Kota Serang (Banten), dan Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah) dan total 3.600 penerima manfaat.
 
Ke depannya, ucap dia, gerakan ini akan terus dikembangkan hingga tahun 2024, sehingga dapat menjangkau lebih dari 150.000 penerima manfaat pada lebih dari 1.000 Posyandu di seluruh Indonesia, khususnya di 14 provinsi prioritas penurunan prevalensi stunting nasional.
 
"Dengan kerja keras ini, saya yakin Indonesia dapat mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024," ucapnya.
 
Dalam kesempatan tersebut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya pencegahan stunting di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama agar memperoleh hasil yang maksimal.
 
"Kita (Kemenkes) nggak mungkin sendiri, harus bersama-sama (menangani stunting)," katanya.
 
Lebih lanjut, Menkes Budi menegaskan penanganan stunting tidak dapat dilakukan jika hanya mengandalkan program saja, melainkan juga harus diikuti dengan sejumlah gerakan yang diawali oleh masyarakat.
 
"Itu sebabnya (penurunan stunting) juga dibantu Apindo. Target tahun ini (turun hingga) 17 persen dengan 11 program intervensi. Intinya pada ibu sebelum hamil, saat hamil, dan bayi sebelum lahir. Untuk itu kita harus bekerja keras," ujar Menkes.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Apindo: Stunting terkait dengan pendidikan dan upah yang layak

Pewarta: Sean Muhamad

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023