Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono pada Hari Stroke Sedunia 2023 mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat karena stroke merupakan penyakit yang berpotensi menimpa setiap orang.
"Tidak jarang masyarakat kurang memahami penyebab yang menimbulkan sakit stroke. Untuk itu saya mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk peka terhadap gejala-gejala stroke. Terutama pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat," ujarnya pada peringatan Hari Stroke Sedunia dan Hari Bakti Dokter Nasional di Pontianak, Kamis.
Ia menyambut baik momentum Hari Stroke Sedunia dimanfaatkan TP-PKK Kota Pontianak bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Pontianak dengan menggelar temu wicara yang menghadirkan narasumber ahli.
"PKK setiap kecamatan dan kelurahan menjadi tonggak sosialisasi kepada masyarakat. Apa yang dipahami jangan lupa untuk disampaikan luas," ungkapnya.
Acara temu wicara ini mendapat apresiasi dari Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie. Mengangkat stroke sebagai perbincangan, menurutnya, merupakan hal yang tepat.
Ia mengatakan pengobatan penyakit stroke harus menjadi perhatian serius, kendati tidak menular. Khususnya masyarakat, harus mendapatkan informasi lengkap terkait stroke.
"Stroke bisa diatasi jika bisa dideteksi sejak dini. Penyebab stroke salah satunya obesitas, terlalu banyak konsumsi gula dan hipertensi," jelasnya.
Jika terjadi tanda-tanda, seperti senyum yang tidak simetris diiringi kesemutan hingga sulit menggerakkan badan, Yanieta mengimbau warga agar segera mendatangi rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan.
"Jika ada sakit kepala juga, langsung dibawa ke rumah sakit," tegasnya.
Ketua IDI Kota Pontianak Noviati Sri Racha menambahkan sasaran temu wicara adalah ibu rumah tangga yang berhadapan langsung dengan persoalan di akar rumput. Ketika ada kondisi gejala stroke muncul, para ibu rumah tangga tak perlu panik karena sudah dibekali ilmu.
“Karena penatalaksanaan di bawah enam jam itu punya hasil lebih bagus dibanding di atas enam jam, golden periode-nya masih ada,” ujarnya.
IDI sudah memasuki usia 77 tahun. Pada hari jadinya yang juga berdekatan dengan Hari Jadi ke-252 Pontianak, baik IDI Kota Pontianak dan TP PKK Kota Pontianak berkomitmen untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
“Ini merupakan ranah untuk meningkatkan kompetensi kami (dokter) juga,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Tidak jarang masyarakat kurang memahami penyebab yang menimbulkan sakit stroke. Untuk itu saya mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk peka terhadap gejala-gejala stroke. Terutama pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat," ujarnya pada peringatan Hari Stroke Sedunia dan Hari Bakti Dokter Nasional di Pontianak, Kamis.
Ia menyambut baik momentum Hari Stroke Sedunia dimanfaatkan TP-PKK Kota Pontianak bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Pontianak dengan menggelar temu wicara yang menghadirkan narasumber ahli.
"PKK setiap kecamatan dan kelurahan menjadi tonggak sosialisasi kepada masyarakat. Apa yang dipahami jangan lupa untuk disampaikan luas," ungkapnya.
Acara temu wicara ini mendapat apresiasi dari Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie. Mengangkat stroke sebagai perbincangan, menurutnya, merupakan hal yang tepat.
Ia mengatakan pengobatan penyakit stroke harus menjadi perhatian serius, kendati tidak menular. Khususnya masyarakat, harus mendapatkan informasi lengkap terkait stroke.
"Stroke bisa diatasi jika bisa dideteksi sejak dini. Penyebab stroke salah satunya obesitas, terlalu banyak konsumsi gula dan hipertensi," jelasnya.
Jika terjadi tanda-tanda, seperti senyum yang tidak simetris diiringi kesemutan hingga sulit menggerakkan badan, Yanieta mengimbau warga agar segera mendatangi rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan.
"Jika ada sakit kepala juga, langsung dibawa ke rumah sakit," tegasnya.
Ketua IDI Kota Pontianak Noviati Sri Racha menambahkan sasaran temu wicara adalah ibu rumah tangga yang berhadapan langsung dengan persoalan di akar rumput. Ketika ada kondisi gejala stroke muncul, para ibu rumah tangga tak perlu panik karena sudah dibekali ilmu.
“Karena penatalaksanaan di bawah enam jam itu punya hasil lebih bagus dibanding di atas enam jam, golden periode-nya masih ada,” ujarnya.
IDI sudah memasuki usia 77 tahun. Pada hari jadinya yang juga berdekatan dengan Hari Jadi ke-252 Pontianak, baik IDI Kota Pontianak dan TP PKK Kota Pontianak berkomitmen untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
“Ini merupakan ranah untuk meningkatkan kompetensi kami (dokter) juga,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023