Anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari menyebutkan bahwa penurunan kasus stunting (gangguan pertumbuhan pada anak) masih menjadi prioritas pemerintah, sehingga sosialisasi seputar stunting ke masyarakat terus dilakukan hingga ke desa-desa.

"Kami dari Komisi IX DPR terus melakukan sosialisasi agar masyarakat memahami stunting, untuk kemudian melakukan pencegahan dari keluarga," katanya di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, Jumat.

Dia menjelaskan, dalam melakukan sosialisasi mengenai stunting ke desa-desa di wilayah Purwakarta, Komisi IX DPR RI menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat.

Sementara saat sosialisasi stunting di Desa Sadarkarya, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Kamis (26/10), Putih Sari menyampaikan kalau peran serta masyarakat dalam percepatan penurunan angka stunting itu sangat penting.

Agar bisa berperan menurunkan angka kasus stunting, kata dia, masyarakat harus memahami terlebih dahulu apa dan bagaimana stunting. Atas hal itulah, sosialisasi tentang stunting terus digencarkan di desa-desa.

Dalam kegiatan sosialisasi stunting Komisi IX DPR bersama BKKBN, juga diselipkan program lain berupa pemberian protein kepada ibu hamil dan balita, suplemen tambah darah, dan lain-lain.

“Menurut laporan, kasus stunting di Purwakarta ini masih di angka 21,8 persen, atau meningkat dari sebelumnya 20,6 persen. Ini akan terus kita kawal,” kata Putih Sari.

Sementara itu, Ketua Tim Penguatan Promosi Kesehatan Reproduksi BKKBN Jawa Barat Fitri Wardhani mengatakan, salah satu cara mencegah stunting adalah dengan menghindari empat terlalu.

Disebutkan, keempat terlalu itu adalah menghindari terlalu muda menikah dan mempunyai anak, menghindari terlalu tua dalam mempunyai anak, menghindari terlalu banyak anak, dan menghindari terlalu dekat jarak kelahiran.

Guna menghindari empat terlalu itu, katanya, di antaranya ialah melalui penggunaan alat kontrasepsi. Termasuk kalangan bapak-bapak, setelah ibu hamil melahirkan anaknya, disarankan langsung menggunakan alat kontrasepsi.

“Penggunaan kontrasepsi ini bisa untuk si ibu atau si bapak. Ketika si ibu berhalangan karena ada penyakit atau hal lainnya, maka si bapak yang bisa menggunakan alat kontrasepsi,” kata Fitri.

Menurut dia, penyebab utama stunting adalah kurang gizi akut yang berlarut-larut. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan otaknya terhambat.

“Kekurangan gizi ini bukan hanya karena tak ada asupan gizinya, tapi bisa juga disebabkan oleh perilaku. Misalnya, ketika anak tidak mau makan sayur, maka orang tua harus mencari cara agar anaknya mau makan sayur,” katanya. 

 

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023