Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan rumah sakit (RS) tidak boleh melupakan sisi sosial ketika berhadapan dengan pasien, meskipun sebagian dituntut untuk menghasilkan profit.
"Pengelolaan layanan RS saat ini terbagi tiga jenis, yaitu pemerintah, yang dikelola gabungan masyarakat serta RS milik korporasi. Meski demikian, RS tidak boleh melupakan sisi sosial ketika berhadapan dengan pasien," katanya di Padang Panjang, Sabtu.
Ia mengatakan itu saat peletakan batu pertama pembangunan Gedung Baru Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Padang Panjang didampingi Gubernur Sumbar, Mahyeldi.
Ia mengatakan tujuan utama pendirian RS adalah untuk membantu menyembuhkan penyakit masyarakat sehingga dalam pengelolaannya boleh saja menghasilkan profit bahkan bisnis kesehatan saat ini sangat menjanjikan.
"Kita apresiasi RSI Ibnu Sina yang tetap teguh memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan tidak mengedepankan keuntungan, melainkan niat beramal ibadah menyembuhkan warga yang sakit," ujarnya.
Ia menyebutkan hingga saat ini sudah lima puluh tahun lebih Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) beramal dan berbuat bagi masyarakat.
RSI Ibnu Sina terus meningkatkan kualitas dan pelayanan sehingga mampu untuk selalu menyesuaikan diri dengan kondisi kekinian.
RSI Ibnu Sina terus meningkatkan kualitas dan pelayanan sehingga mampu untuk selalu menyesuaikan diri dengan kondisi kekinian.
Ia berharap ke depan RSI Ibnu Sina terus mengupayakan pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan peningkatan kualitas dokter, peralatan medis, serta hospitality (kualitas layanan keperawatan).
Sementara Gubernur Sumbar Mahyeldi menyebutkan, RSI Ibnu Sina atau yang dikenal luas di Sumbar sebagai RS Yarsi, selama ini secara langsung telah ikut meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Sumbar, yang muaranya tentu mempengaruhi angka Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Sumbar yang saat ini terhitung cukup baik.
"Selain pelayanan medis, hal yang membedakan RSI Ibnu Sina dengan RS lainnya adalah pendekatan pelayanan kesehatan yang bernuansa religius, sehingga obat itu bukan hanya di sisi medis, tapi juga di sisi spiritualnya," katanya.
Ia mengatakan RSI Ibnu sina memadukan pola pengobatan yang sangat menyatu dengan keseharian masyarakat Sumbar, yang menganut falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Saat ini, katanya, Pemprov Sumbar juga tengah giat-giatnya dalam upaya menekan angka stunting di tengah masyarakat. Peran rumah sakit dalam hal ini sangat penting, terutama sekali dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, serta anak usia bayi hingga balita.
"RSI Ibnu Sina Padang Panjang ini berada di daerah yang nyaman untuk menunjang pemulihan serta kesehatan. Lingkungan sangat mendukung, sehingga keberadaan RS ini sangat direspons positif oleh masyarakat. Tentu saja, peningkatan sarana bangunan nantinya juga akan meningkatkan kualitas layanan di RSI Ibnu Sina Padang Panjang," katanya.
Ketua Pembina Yarsi Sumbar, Yaswirman menyebutkan saat ini sudah terdapat enam RSI Ibnu Sina di Sumbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023