Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung menjamurnya warung kopi (warkop) dan kafe dengan sajian utama kopi di kota itu karena turut memajukan perekonomian kota itu dalam skala usaha kecil dan menengah.

"Budaya ngopi di warung kopi menjadi bagian tak terpisahkan bagi sebagian besar warga Kota Pontianak. Tak heran, jika Pontianak dikenal dengan julukan ‘Kota Seribu Warung Kopi’ karena menjamurnya usaha warung kopi di setiap sudut kota. Ini terus kita dukung," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Ia mengatakan bisnis warung kopi di Kota Pontianak tidak hanya ada di tengah kota tapi sudah masuk ke wilayah pinggiran, membuat areal permukiman yang awalnya sepi menjadi hidup karena hadirnya warung kopi.

"Konsepnya pun unik-unik dan trennya saat ini sebagian besar pemilik warkop sengaja tidak menyediakan fasilitas wifi agar pengunjung berinteraksi dan menikmati minuman dan hidangan tanpa disibukkan dengan gadget," katanya.

Edi mengatakan saat ini jumlah warung kopi di Kota Pontianak diperkirakan mencapai 800 dengan konsumsi kopi rata - rata per hari di kota ini mencapai 500 kilogram dan 90 persen didatangkan dari luar Kalimantan Barat.

Komoditas kopi yang sebagian besar didatangkan dari luar daerah karena di Provinsi Kalbar belum ada perkebunan kopi dengan skala besar. Budidaya kopi ditanam oleh petani dalam skala kecil.

"Tentu ini sebagai peluang emas bagi yang mempunyai lahan luas untuk menanam kopi serta memprosesnya menjadi bubuk kopi hingga siap diminum, saya yakin kebutuhan kopi di Kota Pontianak bisa terpenuhi," ungkapnya.

Selain itu, meluasnya usaha warung kopi juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tak kalah pentingnya, kehadiran jenis usaha itu mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Ia menambahkan, usaha warkop yang ada di Kota Pontianak hadir berbagai skala mulai dari warung kopi tradisional, kafe yang berdiri sendiri maupun yang ada di hotel-hotel dan restoran.

Pewarta: Dedi

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023