Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Kalbar menggencarkan kegiatan pasar murah menyambut Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Kegiatan gerakan pangan murah pada hari ini sudah 97 kalinya bekerja sama dengan Pemprov Kalbar dalam mengendalikan inflasi daerah. Apalagi, menyambut Natal dan Tahun Baru ini perlu intervensi pemerintah terhadap harga pangan di lapangan," ujar Kepala KPw BI Kalbar Nur Asyura Anggini di Pontianak, Kalbar, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan gerakan pangan murah terbukti mengendalikan inflasi daerah. Secara nasional Kalbar masuk tiga daerah yang mengalami inflasi terendah.
"Kita memang meyakini bahwa gerakan pangan murah yang kita lakukan bersama dengan Pemprov Kalbar ini efektif untuk pengendalian inflasi," jelas dia.
Selain dari sisi hilir dengan gelar pangan murah, upaya produksi kebutuhan pangan terus didorong seperti dengan memberikan alat pertanian dan bibit cabai yang merupakan komoditas rentan inflasi.
"Kami prinsipnya dalam penanganan inflasi yang dilakukan dengan empat hal yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, distribusi lancar, dan komunikasi yang efektif," ucapnya.
Sementara itu, PJ Gubernur Kalbar Harrison mengatakan kegiatan pangan murah menghadirkan berbagai kebutuhan pokok dengan harga murah karena disubsidi oleh BI.
"Dalam gelar pangan murah, harga barang jauh lebih rendah di pasar karena disubsidi BI. Jadi, gerakan pangan murah ini sangat efektif mengendalikan inflasi di lapangan," jelas dia.
Ia mengatakan pada momen Natal dan Tahun Baru, kebutuhan pangan sebagaimana polanya meningkat. Hal itu memacu permintaan yang tinggi dan secara otomatis harga ikut naik.
"Dengan hal itu, perlu pengendalian, dan gerakan pangan murah inilah solusinya. Kebutuhan dipenuhi dan harga terjangkau," kata dia.
Berdasarkan data BPS, inflasi di Kalbar pada November 2023, yang merupakan gabungan IHK di tiga kota Kalbar mengalami inflasi yoy sebesar 2,01 persen.
Secara terperinci, untuk inflasi di Singkawang, Pontianak, dan Sintang mengalami inflasi yoy masing-masing sebesar 2,07 persen, 2,00 persen, dan 1,94 persen.
Dalam gerakan pangan murah yang digelar BI, harga beras dijual mulai Rp65.000 per 5 kilogram, minyak goreng 1 liter Rp12.000, daging ayam Rp40.000 per kilogram, telur ayam Rp45.000 per kilogram dan sejumlah produk pangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kegiatan gerakan pangan murah pada hari ini sudah 97 kalinya bekerja sama dengan Pemprov Kalbar dalam mengendalikan inflasi daerah. Apalagi, menyambut Natal dan Tahun Baru ini perlu intervensi pemerintah terhadap harga pangan di lapangan," ujar Kepala KPw BI Kalbar Nur Asyura Anggini di Pontianak, Kalbar, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan gerakan pangan murah terbukti mengendalikan inflasi daerah. Secara nasional Kalbar masuk tiga daerah yang mengalami inflasi terendah.
"Kita memang meyakini bahwa gerakan pangan murah yang kita lakukan bersama dengan Pemprov Kalbar ini efektif untuk pengendalian inflasi," jelas dia.
Selain dari sisi hilir dengan gelar pangan murah, upaya produksi kebutuhan pangan terus didorong seperti dengan memberikan alat pertanian dan bibit cabai yang merupakan komoditas rentan inflasi.
"Kami prinsipnya dalam penanganan inflasi yang dilakukan dengan empat hal yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, distribusi lancar, dan komunikasi yang efektif," ucapnya.
Sementara itu, PJ Gubernur Kalbar Harrison mengatakan kegiatan pangan murah menghadirkan berbagai kebutuhan pokok dengan harga murah karena disubsidi oleh BI.
"Dalam gelar pangan murah, harga barang jauh lebih rendah di pasar karena disubsidi BI. Jadi, gerakan pangan murah ini sangat efektif mengendalikan inflasi di lapangan," jelas dia.
Ia mengatakan pada momen Natal dan Tahun Baru, kebutuhan pangan sebagaimana polanya meningkat. Hal itu memacu permintaan yang tinggi dan secara otomatis harga ikut naik.
"Dengan hal itu, perlu pengendalian, dan gerakan pangan murah inilah solusinya. Kebutuhan dipenuhi dan harga terjangkau," kata dia.
Berdasarkan data BPS, inflasi di Kalbar pada November 2023, yang merupakan gabungan IHK di tiga kota Kalbar mengalami inflasi yoy sebesar 2,01 persen.
Secara terperinci, untuk inflasi di Singkawang, Pontianak, dan Sintang mengalami inflasi yoy masing-masing sebesar 2,07 persen, 2,00 persen, dan 1,94 persen.
Dalam gerakan pangan murah yang digelar BI, harga beras dijual mulai Rp65.000 per 5 kilogram, minyak goreng 1 liter Rp12.000, daging ayam Rp40.000 per kilogram, telur ayam Rp45.000 per kilogram dan sejumlah produk pangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023