Sebanyak 198 kepala keluarga atau sekitar 900 orang masyarakat di Desa Lingga, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, terdampak banjir rob yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

"Pada peristiwa banjir Rob di Desa Lingga ini, terdapat 198 kepala keluarga atau sekitar 900 orang yang terdampak," kata Kapolres Kubu Raya Wahyu Jati Wibowo saat meninjau banjir di desa tersebut bersama dengan kepala BPBD dan Dinas Sosial setempat, Minggu.

Polres Kubu Raya saat ini tengah melakukan patroli gabungan seiring meningkatnya debit air yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, khususnya bagi rumah -rumah warga yang ditinggal karena menghindari banjir.

"Terkait dengan pengamanan kami menggalakkan kegiatan patroli melalui Polsek di kecamatan khususnya daerah -daerah yang rawan banjir," tuturnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi di Kubu Raya menjadi perhatian serius pihak berwenang, terutama setelah hasil analisis data dari Impact Based Forecast (BMKG), Satgas Banjir (PUPR), dan Inarisk (BNPB) yang mengindikasikan potensi banjir pada tanggal 12 Januari 2024 hingga beberapa pekan ke depan di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kalbar dan Kubu Raya khususnya.

"Berdasarkan data BMKG terdapat 26 provinsi dalam kategori waspada, termasuk Kalbar. Ini tentu harus menjadi atensi bagi kita bersama," tuturnya.

Terkait hal tersebut, katanya, Pemerintah daerah diimbau untuk mengambil langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan dengan memantau kondisi terkini lapangan dan menyebarkan informasi peringatan (curah hujan, tinggi muka air) dan potensi wilayah terdampak.

Di tempat yang sama, Kepala BPBD Kubu Raya Heri Purwoko mengatakan dalam mengantisipasi dampak bencana banjir di Kubu Raya pihaknya juga terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam penyiapan tim siaga bencana dan sumberdaya, serta melakukan identifikasi tempat pengungsian termasuk infrastruktur pengungsian sesuai protokol kesehatan.

"Kami bersama BPBD juga akan mengidentifikasi kebutuhan logistik dan peralatan, serta memastikan alat peringatan dini berfungsi dengan baik, memastikan ketersediaan rambu dan jalur evakuasi," tuturnya.

Terkait hal tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah antisipasi dan kesiapsiagaan, termasuk menyiagakan tim siaga bencana, menyimpan barang penting ke tempat aman, dan membatasi aktivitas di luar rumah.

Kemudian menghindari pohon besar, baliho, dan saluran air/gorong-gorong jika berada di luar rumah serta menyiapkan tas siaga berisi makanan, minuman, obat, uang, pakaian, dokumen berharga, dan perlengkapan lainnya.

"Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kerugian dan risiko dapat diminimalkan, dan masyarakat serta pemerintah daerah dapat bersama-sama menghadapi potensi bencana banjir dengan lebih siap dan efektif," kata Heri.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024