Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat Ani Sofian mengajak orang tua yang memiliki balita untuk rutin mengecek kesehatan anak ke puskesmas sebagai langkah pencegahan stunting.
"Saat ini aksi percepatan penurunan stunting oleh Pemerintah Kota Pontianak terus dikebut. Kami mengajak orang tua balita untuk rutin memeriksakan anak-anaknya ke puskesmas," ujarnya usai menyerahkan bantuan pangan kepada orang tua balita stunting di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa orang tua yang rutin cek anaknya ke puskesmas juga untuk pendataan data balita stunting agar akurat sehingga program bantuan yang akan diberikan tepat sasaran.
“Apresiasi kami untuk petugas yang terus mendata stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya.
Menurutnya penurunan stunting menjadi satu di antara tiga prioritas program Pemkot Pontianak setelah pengentasan kemiskinan ekstrem dan pengendalian inflasi. Ani menilai program penurunan stunting menjadi sangat penting guna mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.
“Keberhasilan stunting juga bergantung pada pemahaman orang tua balita maupun calon orang tua, bahkan calon pengantin,” paparnya.
Ani melanjutkan, dalam tiga bulan ke depan, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait mulai dari Bank Kalbar, PDAM Tirta Khatulistiwa sampai TNI-Polri, akan secara rutin memberikan bantuan pangan berupa telur, minyak goreng dan beras. Ia berpesan, khususnya bagi orang tua balita stunting yang belum mendapatkan kepesertaan BPJS, untuk segera didaftarkan.
“Supaya mudah mendapat bantuan, nanti dibantu kader Posyandu,” imbuhnya.
Camat Pontianak Barat Ibrahim menambahkan, terdapat 87 balita stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam. Angka itu menurutnya terjadi peningkatan dalam setahun terakhir. Ia menyebut, peningkatan terjadi karena beberapa alasan. Di antaranya data yang terus diperbaharui secara realtime.
“Petugas kami senantiasa survei ke lapangan, benar-benar survei. Sehingga ditemukan kasus baru, kemudian sebab lainnya perpindahan warga balita stunting ke Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” terangnya.
Upaya penurunan stunting di wilayahnya dilakukan dengan berbagai cara, seperti skrining anemia pada remaja dan ibu hamil di sekolah dan puskesmas. Setelahnya pembinaan calon pengantin dengan edukasi oleh Kementerian Agama.
“Selain itu kami menyalurkan Dana Alokasi Umum untuk penanganan stunting dengan pemberian makanan tambahan sebesar Rp76 juta di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Saat ini aksi percepatan penurunan stunting oleh Pemerintah Kota Pontianak terus dikebut. Kami mengajak orang tua balita untuk rutin memeriksakan anak-anaknya ke puskesmas," ujarnya usai menyerahkan bantuan pangan kepada orang tua balita stunting di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa orang tua yang rutin cek anaknya ke puskesmas juga untuk pendataan data balita stunting agar akurat sehingga program bantuan yang akan diberikan tepat sasaran.
“Apresiasi kami untuk petugas yang terus mendata stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya.
Menurutnya penurunan stunting menjadi satu di antara tiga prioritas program Pemkot Pontianak setelah pengentasan kemiskinan ekstrem dan pengendalian inflasi. Ani menilai program penurunan stunting menjadi sangat penting guna mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.
“Keberhasilan stunting juga bergantung pada pemahaman orang tua balita maupun calon orang tua, bahkan calon pengantin,” paparnya.
Ani melanjutkan, dalam tiga bulan ke depan, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait mulai dari Bank Kalbar, PDAM Tirta Khatulistiwa sampai TNI-Polri, akan secara rutin memberikan bantuan pangan berupa telur, minyak goreng dan beras. Ia berpesan, khususnya bagi orang tua balita stunting yang belum mendapatkan kepesertaan BPJS, untuk segera didaftarkan.
“Supaya mudah mendapat bantuan, nanti dibantu kader Posyandu,” imbuhnya.
Camat Pontianak Barat Ibrahim menambahkan, terdapat 87 balita stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam. Angka itu menurutnya terjadi peningkatan dalam setahun terakhir. Ia menyebut, peningkatan terjadi karena beberapa alasan. Di antaranya data yang terus diperbaharui secara realtime.
“Petugas kami senantiasa survei ke lapangan, benar-benar survei. Sehingga ditemukan kasus baru, kemudian sebab lainnya perpindahan warga balita stunting ke Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” terangnya.
Upaya penurunan stunting di wilayahnya dilakukan dengan berbagai cara, seperti skrining anemia pada remaja dan ibu hamil di sekolah dan puskesmas. Setelahnya pembinaan calon pengantin dengan edukasi oleh Kementerian Agama.
“Selain itu kami menyalurkan Dana Alokasi Umum untuk penanganan stunting dengan pemberian makanan tambahan sebesar Rp76 juta di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024