Mahasiswa di daerah perbatasan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat menyuarakan tolak politik uang untuk menjaga marwah pesta demokrasi di Pemilu 2024 tetap berdiri tegak.
"Marwah Pemilu 2024 harus dijaga dari politik uang yang sudah menjadi rahasia umum selalu menghantui setiap pesta demokrasi. Kami dari mahasiswa menolak keras politik uang tersebut," ujar Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) Daniel saat dihubungi di Sambas, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa politik uang dalam pemilu masih dianggap jurus jitu untuk menarik simpati dan suara, namun fenomena itu harus menjadi perhatian pemilih karena bila tergoda dengan tawaran sesaat akan mengorbankan masa depan daerah.
"Kalau suara sudah dijual jangan harap perubahan dan pembangunan. Jangan gadaikan masa depan hanya karena uang. Ini harus menjadi perhatian semua pihak dan tentunya tugas mahasiswa juga untuk mengawal agar praktek yang merusak demokrasi bisa dicegah," kata dia.
Ia mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas. Pastikan yang dipilih adalah sosok yang memiliki rekam jejak yang baik, memiliki integritas dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.
"Kita juga harus melihat ide dan gagasan serta komitmen calon wakil rakyat sebagai pertimbangan kita saat memilih. Peran mahasiswa dan masyarakat dalam pemilu ini adalah mengawal dan mengawasi agar tidak terjadi politik uang dan pelanggaran pemilu lainnya," ungkapnya.
Pihaknya juga meminta penyelenggara Pemilu untuk netral dan menjalankan tugas sebagaimana ketentuan berlaku. Penyelenggara pemilu sebagai wasit harus mengedepankan kejujuran, integritas dan profesionalisme.
"Saat ini kekhawatiran akan pemilu curang menguak. Namun kami yakin dan harap penyelenggara pemilu netral dan bekerja profesional yang berlandaskan aturan," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Marwah Pemilu 2024 harus dijaga dari politik uang yang sudah menjadi rahasia umum selalu menghantui setiap pesta demokrasi. Kami dari mahasiswa menolak keras politik uang tersebut," ujar Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) Daniel saat dihubungi di Sambas, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa politik uang dalam pemilu masih dianggap jurus jitu untuk menarik simpati dan suara, namun fenomena itu harus menjadi perhatian pemilih karena bila tergoda dengan tawaran sesaat akan mengorbankan masa depan daerah.
"Kalau suara sudah dijual jangan harap perubahan dan pembangunan. Jangan gadaikan masa depan hanya karena uang. Ini harus menjadi perhatian semua pihak dan tentunya tugas mahasiswa juga untuk mengawal agar praktek yang merusak demokrasi bisa dicegah," kata dia.
Ia mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas. Pastikan yang dipilih adalah sosok yang memiliki rekam jejak yang baik, memiliki integritas dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.
"Kita juga harus melihat ide dan gagasan serta komitmen calon wakil rakyat sebagai pertimbangan kita saat memilih. Peran mahasiswa dan masyarakat dalam pemilu ini adalah mengawal dan mengawasi agar tidak terjadi politik uang dan pelanggaran pemilu lainnya," ungkapnya.
Pihaknya juga meminta penyelenggara Pemilu untuk netral dan menjalankan tugas sebagaimana ketentuan berlaku. Penyelenggara pemilu sebagai wasit harus mengedepankan kejujuran, integritas dan profesionalisme.
"Saat ini kekhawatiran akan pemilu curang menguak. Namun kami yakin dan harap penyelenggara pemilu netral dan bekerja profesional yang berlandaskan aturan," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024