Perusahaan swasta Jepang Space One Co. gagal meluncurkan satelit pertamanya karena roket meledak di udara sekitar lima detik setelah lepas landas dari pelabuhan Space Port Kii di Kushimoto, Prefektur Wakayama, Jepang.
Roket bernama Kairos sepanjang 18 meter milik perusahaan tersebut gagal diluncurkan tidak lama setelah langkah-langkah penghentian penerbangan telah dilaksanakan dengan aman. Lokasi kejadian pun diselimuti oleh asap putih dan pecahan yang diyakini berasal dari proyektil tersebar di sekitar area.
“Kami dengan tulus meminta maaf karena tidak memenuhi harapan,” kata Masakazu Toyoda Presiden Space One pada konferensi pers setelah peluncuran.
Toyoda menegaskan bahwa pihaknya menolak menggunakan kata kegagalan karena yakin dapat memperoleh data dan pengalaman baru melalui berbagai upaya. Perusahaan juga telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki penyebab kegagalan tersebut.
Satelit pemerintah yang turut berada dalam roket Kairos itu diyakini telah hancur dalam ledakan tersebut. Menurut Pusat Intelijen Satelit Kabinet, satelit yang ada di dalam roket itu dimaksudkan untuk menjalankan beberapa fungsi satelit pemerintah dalam memantau fasilitas militer di Korea Utara.
Space One yang didirikan pada tahun 2018, berupaya mengkomersialkan layanan pengiriman ruang angkasa dengan menurunkan biaya dan menawarkan peluncuran roket pada frekuensi tinggi.
Perusahaan bertujuan mengirim 30 roket ke luar angkasa setiap tahunnya pada tahun 2030-an. Perusahaan juga menargetkan waktu peluncuran yang singkat kurang dari satu tahun setelah menyelesaikan kontrak dengan pelanggan.
“Kami percaya bahwa menyelesaikan seluruh misi kami adalah cara paling benar untuk berkontribusi kepada komunitas lokal,” kata Toyoda.
Ia juga menegaskan bahwa kegagalan Kairos tidak akan membuat Space One mengubah rencananya untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.
Adapun rencana peluncuran roket pertama Space One yang semula dijadwalkan paling lambat akhir Maret 2022, telah ditunda sebanyak empat kali karena pandemi dan keterlambatan logistik.
Sumber : Kyodo
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024