Tokyo (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi menilai kehadiran Kapal Layar KRI Bima Suci di Jepang merefleksikan kuatnya hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang.
“Kehadiran KRI Bima Suci di Jepang merupakan penanda dari kuatnya hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Ini juga merupakan refleksi tekad bersama dalam menjaga keamanan dan perdamaian kawasan, serta saling pengertian antar bangsa," kata Dubes Heri dalam keterangannya di Tokyo, Sabtu.
Pernyataan tersebut disampaikan pada resepsi di atas KRI Bima Suci yang bersandar di Naval Base Yokosuka, Kanagawa, Kamis (3/10).
Chief of Staff Headquarters Yokosuka District Kanezashi Motoyuki menyambut baik kehadiran KRI Bima Suci di Yokosuka Jepang dan menyampaikan kekagumannya.
“Jepang tidak memiliki kapal layar seperti ini jadi saya kagum Indonesia bisa punya kapal sebagus ini. Terima kasih atas undangan di acara malam ini. Kami siap meningkatkan kerja sama dengan Angkatan Laut Indonesia,” ujar Kanezashi.
Hadir pula Mayor of Yokosuka City Kamiji Katsuaki, Chief of Yokosuka Coast Guard RADM ETANI Osamu sebagai perwakilan kepolisian Yokosuka.
Acara itu juga dihadiri para Atase Pertahanan dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat China, Inggris Raya dan Filipina.
Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Laksamana Muda Supardi dalam kesempatan yang sama kepada seluruh taruna dan awak kapal (PWA staflat serta PWA KRI Bima Suci), menekankan pentingnya semangat kedisiplinan dan dedikasi dalam menjalankan tugas mereka selama pelayaran latihan ini.
Sementara itu, Komandan KRI Bima Suci selaku Dansatgas KJK 2024 Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso menyebut kapal itu juga sebagai duta budaya dan pariwisata di samping fungsi utamanya sebagai kapal latih.
“Pelayaran ini bertujuan untuk menjalankan salah satu peran TNI AL yaitu peran diplomasi. Jadi KRI Bima Suci sebagai salah satu representasi TNI AL dan juga negara. Selama pelayaran, kami juga menjadi duta budaya dan pariwisata," katanya.
KRI Bima Suci mendukung latihan praktik taruna AAL yang menjalani latihan puncak yaitu Kartika Jala Krida baik pada bidang dasar navigasi bintang maupun lingkaran besar.
KRI Bima Suci selain sebagai kapal latih para Taruna Tingkat III AAL Angkatan ke-71 mengenai ilmu pelayaran, juga memperkenalkan berbagai kesenian dan budaya Indonesia, termasuk juga mengenalkan dari dekat di setiap negara yang disinggahi akan keindahan kapal latih layar tiang tinggi kebanggaan TNI AL, penerus sang legenda KRI Dewa Ruci.
Para taruna AAL menampilkan Tari Gandrung yang merupakan tarian tradisional dari Banyuwangi sebagai pembuka acara resepsi itu.
Berbagai tarian, seperti Tari Saman, Tari Piring, Rampak Gendang, Tari Kecak dan Tarian dari Papua juga dipertunjukkan.
Pengunjung ikut menari pula saat para taruna membawakan tarian poco-poco dari Maluku.
“Senang sekali saya bisa menari dan menghibur para tamu undangan. Bangga bisa mengenalkan seni budaya Indonesia ke seluruh dunia, meski harus jauh dari keluarga dan teman di tanah air. Keluarga selalu menguatkan hati saya agar sukses menjalankan tugas ini. Kepada seluruh perempuan Indonesia yang ingin menjadi Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) agar tetap gigih dan semangat,” ujar Sersan Dua Fika Nuria.