Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan dukungan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang memadai bagi guru harus konsisten ditingkatkan agar upaya mencetak tenaga pendidik yang berkualitas dan merata di tanah air dapat direalisasikan.
"Ancaman terjadinya krisis jumlah guru harus benar-benar diantisipasi dengan langkah nyata dan segera, agar proses pendidikan bisa berjalan dengan berkesinambungan dan berkualitas," kata dalam Lestari dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, berdasarkan Data Educational Internasional, terjadi krisis jumlah guru karena minat generasi muda menjadi guru di sejumlah negara di dunia rendah.
Angka kekurangan tersebut mencapai 44 juta guru di seluruh dunia, sedangkan di Asia mengalami kekurangan 4 juta guru.
Sementara data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menunjukkan bahwa tahun 2022-2023 Indonesia memiliki sebanyak 3,3 juta guru di sekolah negeri.
Namun, pada tahun 2024 Indonesia akan mengalami kekurangan 1,3 juta guru dikarenakan banyaknya guru yang pensiun.
Menurut Lestari, bila kondisi tersebut dibarengi dengan rendahnya minat generasi muda untuk menjadi guru, akan memicu kekurangan tenaga pengajar di tanah air.
Dia berpendapat ancaman darurat kekurangan guru itu harus mampu diantisipasi pemerintah pusat dan daerah dengan langkah yang tepat.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama berinvestasi pada sektor pendidikan dalam pemenuhan kebutuhan guru dan peningkatan profesionalisme guru di tanah air.
Menurutnya, upaya meningkatkan jumlah dan kualitas guru di tanah air harus dimaknai sebagai sebuah investasi yang merupakan bagian dari proses membangun sumber daya manusia (SDM) nasional yang tangguh dan berdaya saing di masa datang.
Dirinya sangat berharap pemerintah pusat dan daerah dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam mengantisipasi ancaman kekurangan jumlah guru, sehingga kualitas belajar mengajar di tanah air dapat terus ditingkatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Ancaman terjadinya krisis jumlah guru harus benar-benar diantisipasi dengan langkah nyata dan segera, agar proses pendidikan bisa berjalan dengan berkesinambungan dan berkualitas," kata dalam Lestari dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, berdasarkan Data Educational Internasional, terjadi krisis jumlah guru karena minat generasi muda menjadi guru di sejumlah negara di dunia rendah.
Angka kekurangan tersebut mencapai 44 juta guru di seluruh dunia, sedangkan di Asia mengalami kekurangan 4 juta guru.
Sementara data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menunjukkan bahwa tahun 2022-2023 Indonesia memiliki sebanyak 3,3 juta guru di sekolah negeri.
Namun, pada tahun 2024 Indonesia akan mengalami kekurangan 1,3 juta guru dikarenakan banyaknya guru yang pensiun.
Menurut Lestari, bila kondisi tersebut dibarengi dengan rendahnya minat generasi muda untuk menjadi guru, akan memicu kekurangan tenaga pengajar di tanah air.
Dia berpendapat ancaman darurat kekurangan guru itu harus mampu diantisipasi pemerintah pusat dan daerah dengan langkah yang tepat.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama berinvestasi pada sektor pendidikan dalam pemenuhan kebutuhan guru dan peningkatan profesionalisme guru di tanah air.
Menurutnya, upaya meningkatkan jumlah dan kualitas guru di tanah air harus dimaknai sebagai sebuah investasi yang merupakan bagian dari proses membangun sumber daya manusia (SDM) nasional yang tangguh dan berdaya saing di masa datang.
Dirinya sangat berharap pemerintah pusat dan daerah dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam mengantisipasi ancaman kekurangan jumlah guru, sehingga kualitas belajar mengajar di tanah air dapat terus ditingkatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024