Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat (Kalbar) Muhammad Saichudin menyebutkan ekonomi Kalbar triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 (YoY) mengalami pertumbuhan sebesar 4,98 persen.
"Berdasarkan lapangan usaha tersebut pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha," ujarnya saat menyampaikan berita statistik BPS di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 14,51 persen.Kemudian diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,39 persen.
Selanjutnya jasa pendidikan sebesar 9,45 persen, penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 9,27 persen dan jasa perusahaan sebesar 9,27 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 7,95 persen.
"Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian yang terkontraksi sedalam 9,64 persen. Kontraksi dampak kebijakan hilirisasi untuk bauksit," kata dia.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali komponen ekspor barang dan jasa yang terkontraksi sedalam 13,98 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor barang dan jasa sebagai pengurang yaitu sebesar 45,40 persen.
"Kemudian baru diiikuti oleh komponen PK-LNPRT sebesar 29,63 persen; komponen PMTB sebesar 10,06 persen; Komponen PK-RT sebesar 5,22 persen dan komponen PK-P sebesar 4,53 persen," papar dia.
Sementara ekonomi Kalbar triwulan I-2024 terhadap triwulan IV-2023 sendiri mengalami kontraksi sebesar 0,51 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha konstruksi mengalami kontraksi terdalam sebesar 12,45 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran, komponen yang mengalami kontraksi terdalam adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (P-KP), yaitu sebesar 3,01 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Berdasarkan lapangan usaha tersebut pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha," ujarnya saat menyampaikan berita statistik BPS di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 14,51 persen.Kemudian diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,39 persen.
Selanjutnya jasa pendidikan sebesar 9,45 persen, penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 9,27 persen dan jasa perusahaan sebesar 9,27 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 7,95 persen.
"Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian yang terkontraksi sedalam 9,64 persen. Kontraksi dampak kebijakan hilirisasi untuk bauksit," kata dia.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali komponen ekspor barang dan jasa yang terkontraksi sedalam 13,98 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor barang dan jasa sebagai pengurang yaitu sebesar 45,40 persen.
"Kemudian baru diiikuti oleh komponen PK-LNPRT sebesar 29,63 persen; komponen PMTB sebesar 10,06 persen; Komponen PK-RT sebesar 5,22 persen dan komponen PK-P sebesar 4,53 persen," papar dia.
Sementara ekonomi Kalbar triwulan I-2024 terhadap triwulan IV-2023 sendiri mengalami kontraksi sebesar 0,51 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha konstruksi mengalami kontraksi terdalam sebesar 12,45 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran, komponen yang mengalami kontraksi terdalam adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (P-KP), yaitu sebesar 3,01 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024