Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perpanjangan kerja sama antara PLN dan World Resources Institute (WRI) Indonesia merupakan salah satu langkah konkret untuk terus meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Mengingat kolaborasi sebelumnya telah menghasilkan renewable energy certificate (REC) yang merupakan bagian dari green energy as a service (GEAS) untuk memenuhi kebutuhan sektor industri terhadap listrik hijau.
"Kolaborasi antara PLN dengan WRI Indonesia merupakan salah satu jalan kami untuk merealisasikan rencana transisi energi. PLN berkomitmen untuk terus mengupayakan hadirnya layanan listrik hijau yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan pelaku industri," ucap Darmawan melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.
Adapun, lanjutan kerja sama dengan WRI Indonesia itu terkait pengembangan inovasi produk hijau untuk sektor industri dan strategi manajemen karbon. Hal tersebut searah dengan komitmen PLN untuk mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target net zero emissions (NZE) 2060 atau lebih cepat.
"Kami di PLN berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa di masa depan energi yang kita gunakan adalah yang bukan hanya handal dan kuat, tetapi juga ramah lingkungan," kata Darmawan.
Sementara itu, Dewan Pembina WRI Indonesia Masyita Crystallin mengatakan sejak 2020, PLN dan WRI Indonesia telah menjalin kolaborasi efektif untuk pengembangan produk hijau. Dengan perpanjangan kerja sama tersebut, WRI Indonesia mengharapkan bisa membantu PLN dan Pemerintah Indonesia untuk terus mengurangi emisi karbon dari sektor energi.
"Indonesia telah menetapkan target terbarunya untuk nationally determined contribution (NDC), yakni untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89 persen secara mandiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional," ujar Maysita.
Merespons kondisi tersebut, PLN dan WRI Indonesia sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam pengembangan produk listrik hijau dan menganalisis peluang implementasi nilai ekonomi karbon (NEK) di sektor kelistrikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Mengingat kolaborasi sebelumnya telah menghasilkan renewable energy certificate (REC) yang merupakan bagian dari green energy as a service (GEAS) untuk memenuhi kebutuhan sektor industri terhadap listrik hijau.
"Kolaborasi antara PLN dengan WRI Indonesia merupakan salah satu jalan kami untuk merealisasikan rencana transisi energi. PLN berkomitmen untuk terus mengupayakan hadirnya layanan listrik hijau yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan pelaku industri," ucap Darmawan melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.
Adapun, lanjutan kerja sama dengan WRI Indonesia itu terkait pengembangan inovasi produk hijau untuk sektor industri dan strategi manajemen karbon. Hal tersebut searah dengan komitmen PLN untuk mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target net zero emissions (NZE) 2060 atau lebih cepat.
"Kami di PLN berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa di masa depan energi yang kita gunakan adalah yang bukan hanya handal dan kuat, tetapi juga ramah lingkungan," kata Darmawan.
Sementara itu, Dewan Pembina WRI Indonesia Masyita Crystallin mengatakan sejak 2020, PLN dan WRI Indonesia telah menjalin kolaborasi efektif untuk pengembangan produk hijau. Dengan perpanjangan kerja sama tersebut, WRI Indonesia mengharapkan bisa membantu PLN dan Pemerintah Indonesia untuk terus mengurangi emisi karbon dari sektor energi.
"Indonesia telah menetapkan target terbarunya untuk nationally determined contribution (NDC), yakni untuk mengurangi emisi karbon sebesar 31,89 persen secara mandiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional," ujar Maysita.
Merespons kondisi tersebut, PLN dan WRI Indonesia sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam pengembangan produk listrik hijau dan menganalisis peluang implementasi nilai ekonomi karbon (NEK) di sektor kelistrikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024