Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Putussibau Efendi mengatakan warga binaan penghuni Rutan Putussibau saat ini didominasi oleh kasus narkoba dengan jumlah tahanan narkoba sebanyak 26 narapidana dari 118 narapidana yang sedang menjalani hukuman penjara.

"Kasus narkoba masih mendominasi, ada 26 orang warga binaan yang terjerat kasus narkoba salah satunya yang berasal dari Warga Negara Malaysia," kata Efendi, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa.

Efendi mengatakan satu orang warga Malaysia tersebut terpidana mati yang akan segera dipindahkan dari Rutan Putussibau untuk proses lebih lanjut.

Dengan mendominasinya narapidana kasus narkoba, Rutan Putussibau terus berupaya meningkatkan pengawasan dalam mengantisipasi penyeludupan narkoba ke dalam rutan, maupun peredaran narkoba di dalam rutan itu sendiri.

"Pengawasan semakin kami perketat, apalagi pada bulan lalu kami berhasil menggagalkan penyeludupan narkoba jenis sabu ke dalam rutan," ucapnya.

Menurut Efendi, secara umum pengamanan di Rutan Putussibau masih terkendali, hanya saja perlunya perhatian serius terkait pembangunan pagar pengaman.

Ia menyampaikan Rutan Putussibau sudah mengusulkan pembangunan pagar pengaman dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp10 miliar, dengan harapan bisa menjadi perhatian.

"Untuk saat ini pagar keliling untuk pengamanan belum memenuhi standar, selain tinggi pagar kurang lebih hanya empat meter, pagar itu pun hanya satu lapis, mestinya pagar dua lapis dengan ketinggian paling tidak enam meter," katanya.

Meskipun demikian, hal tersebut bukan menjadi suatu kendala dalam peningkatan pengawasan dan pengamanan Ruta Putussibau.

"Yang jelas kami memperketat pengawasan, apalagi penghuni rutan didominasi oleh kasus narkoba," kata Efendi.

Pewarta: Teofilusianto Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024