Bunda Literasi Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari mengingatkan para Duta Literasi untuk turut aktif mengambil peran dan tanggung jawab dalam mensosialisasikan literasi di era digitalisasi kepada masyarakat Kalbar, agar mampu meningkatkan literasi di daerah itu.

"Saya mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Saya berharap semakin banyak lagi yang akan kita lakukan bersama dalam pelestarian bahasa dan menggerakkan semangat literasi," kata Windy di depan para pegiat literasi serta Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Kalbar, Sugeng Hariadi, di Pontianak, Sabtu.

Dirinya berharap Duta Bahasa bisa berkolaborasi dengan seluruh duta-duta lainnya yang ada di Kalimantan Barat sehingga menjadi lebih luas cakupannya dan dapat bermanfaat di berbagai bidang.

"Saya juga meminta Duta Bahasa bisa menginspirasi semangat literasi para pemuda, karena merupakan orang-orang terpilih," kata Windy.

Kondisi literasi Kalbar, cakap dia, memiliki banyak tantangan agar masyarakat bisa secara mandiri untuk meningkatkan literasi.

Saat ini adanya kecenderungan kecakapan literasi berbasis digital. "Kita juga harus bisa memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa peningkatan literasi bisa dengan menggunakan fasilitas digital," katanya.

Anak muda saat ini lebih sering melihat gadget. Oleh karenanya pada momen ini dia juga mengajak, khususnya Duta Bahasa untuk bersama mengedukasi masyarakat meningkatkan Literasi Digitalnya.

"Ini juga merupakan pendekatan yg baik," tuturnya.

Menurutnya, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

"Untuk saat ini literasi bisa kita peroleh dari platform digital. Jadi untuk ke depan, saya selaku Bunda Literasi akan merencanakan dan mengagendakan literasi digital untuk para pemuda di Kalbar. Tidak perlu secara besar-besaran, misalnya kita buat platform secara digital, untuk disosialisasikan ke masyarakat," katanya.

Dirinya juga mengingatkan pemuda yang hadir, untuk tetap mengedepankan Bahasa Indonesia sebagaimana amanat Undang-undang 1945.

"Ada 3 jenis bahasa yang harus kita prioritaskan  yaitu Bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing," katanya.

Bahasa Indonesia digunakan untuk menguatkan identitas dan kesatuan bangsa serta komunikasi efektif antar suku dan budaya. "Selain itu, kita juga harus menguasai bahasa asing, sehingga kita dapat mengakses literasi dan sumber informasi dari negara-negara luar," katanya.

Windy berharap geliat dan semangat literasi dapat meningkatkan kualitas SDM di Kalimantan Barat. Terlebih dengan kehadiran duta bahasa nantinya diharapkan menjadi angin segar agen promosi sekaligus teladan dalam penguatan fungsi bahasa.

"Duta bahasa memiliki peran strategis dalam mensosialisasikan akan pentingnya literasi serta mengajak masyarakat untuk bangga berbahasa Indonesia, sehingga kualitas SDM kita dapat meningkat dan mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Barat," tuturnya.*

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024