Pakar kesehatan yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Arnold Soetarso, Sp.A mengingatkan imunisasi lengkap termasuk PCV dan penerapan perilaku hidup bersih (PHBS) seperti rutin mencuci tangan membantu anak mencegah terkena pneumonia.
"Menggunakan masker, serta menghindari atau menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit. Selain itu, lengkapi imunisasi sesuai jadwal," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
PCV atau "pneumococcal conjugate vaccine" diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri streptococcus pneumoniae yang seringkali menyebabkan pneumonia atau infeksi peradangan paru.
Selain itu, bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit berat seperti meningitis dan infeksi saluran telinga tengah. Oleh karena itu, menurut Arnold, imunisasi PCV sangat bermanfaat untuk diberikan pada ana-anak atau kelompok orang yang memiliki risiko tinggi terjadinya penyakit tersebut.
"Efektivitas PCV dalam mencegah penyakit berat itu menurut beberapa studi dapat mencapai 85 persen," kata dia.
Penyuntikan imunisasi PCV diberikan pada usia 2 dan 3 bulan sebagai imunisasi dasar, kemudian pada usia 12 bulan sebagai imunisasi lanjutan.
Penyuntikan vaksin diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT-HB-Hib, polio tetes dan rotavirus. Khususnya imunisasi DPT-HB-Hib, diketahui dapat mencegah penyakit pneumonia yang disebabkan virus Haemophilus influenzae tipe b.
Merujuk Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini, imunisasi PCV sudah bisa didapatkan di seluruh Puskesmas di Jakarta sebagai rangkaian dari imunisasi dasar dan lanjutan.
"Persiapan pemberian vaksin PCV pada prinsipnya sama seperti pemberian vaksin lainnya, yaitu anak atau orang dewasa yang akan menerima vaksin harus dalam keadaan sehat," jelas Arnold yang berpraktik di Klinik Happy Baby Inc, Jakarta Barat itu.
Selain vaksin dan PHBS, Arnold juga menyarankan orang tua untuk meningkatkan daya tubuh anak antara lain dengan memberinya makanan bergizi dan memastikan mereka beristirahat cukup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Menggunakan masker, serta menghindari atau menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit. Selain itu, lengkapi imunisasi sesuai jadwal," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
PCV atau "pneumococcal conjugate vaccine" diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri streptococcus pneumoniae yang seringkali menyebabkan pneumonia atau infeksi peradangan paru.
Selain itu, bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit berat seperti meningitis dan infeksi saluran telinga tengah. Oleh karena itu, menurut Arnold, imunisasi PCV sangat bermanfaat untuk diberikan pada ana-anak atau kelompok orang yang memiliki risiko tinggi terjadinya penyakit tersebut.
"Efektivitas PCV dalam mencegah penyakit berat itu menurut beberapa studi dapat mencapai 85 persen," kata dia.
Penyuntikan imunisasi PCV diberikan pada usia 2 dan 3 bulan sebagai imunisasi dasar, kemudian pada usia 12 bulan sebagai imunisasi lanjutan.
Penyuntikan vaksin diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT-HB-Hib, polio tetes dan rotavirus. Khususnya imunisasi DPT-HB-Hib, diketahui dapat mencegah penyakit pneumonia yang disebabkan virus Haemophilus influenzae tipe b.
Merujuk Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini, imunisasi PCV sudah bisa didapatkan di seluruh Puskesmas di Jakarta sebagai rangkaian dari imunisasi dasar dan lanjutan.
"Persiapan pemberian vaksin PCV pada prinsipnya sama seperti pemberian vaksin lainnya, yaitu anak atau orang dewasa yang akan menerima vaksin harus dalam keadaan sehat," jelas Arnold yang berpraktik di Klinik Happy Baby Inc, Jakarta Barat itu.
Selain vaksin dan PHBS, Arnold juga menyarankan orang tua untuk meningkatkan daya tubuh anak antara lain dengan memberinya makanan bergizi dan memastikan mereka beristirahat cukup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024