"Target Dinkes terkait imunisasi PCV adalah tersebar luasnya informasi kepada masyarakat bahwa saat ini imunisasi PCV telah bisa didapatkan secara gratis," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan ketika dikonfirmasi dalam rangka puncak Pekan Imunisasi Dunia DKI Jakarta yang diadakan 8 Juni mendatang.
Hal itu disampaikan ketika dikonfirmasi dalam rangka puncak Pekan Imunisasi Dunia DKI Jakarta yang diadakan 8 Juni mendatang.
Ani mengatakan, masyarakat bisa mendapatkan vaksin ini di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan rumah sakit nonpemerintah sebagai langkah untuk ikut berpartisipasi dalam penguatan imunisasi rutin melalui Puskesmas di wilayahnya.
Dia menjelaskan bahwa cakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen. Lalu angka cakupan tahun ini hingga 19 Mei 2024 jumlah bayi yang mendapatkan PCV mencapai 27.784 (19,27 persen).
Sementara untuk cakupan PCV pada anak berusia di bawah dua tahun atau baduta pada tahun 2023, yakni 66.419 (39,24 persen). Kemudian, jumlah cakupan baduta yang diimunisasi tahun 2024 hingga 19 Mei lalu sebanyak 39.716 (23,98 persen).
Menurut Ani, kendati PCV juga bisa diberikan pada orang dewasa namun mengingat tidak ada program imunisasi rutin bagi kelompok usia ini maka tidak ada catatan resmi untuk cakupan vaksinasi mereka melalui sumber pencatatan Kementerian Kesehatan maupun Dinkes DKI Jakarta.
Penyuntikan imunisasi PCV diberikan pada usia 2 dan 3 bulan sebagai imunisasi dasar. Kemudian pada usia 12 bulan sebagai imunisasi lanjutan.
Penyuntikan ini diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT-HB-Hib, polio tetes dan rotavirus. Khususnya imunisasi DPT-HB-Hib, diketahui dapat mencegah penyakit pneumonia yang disebabkan virus Haemophilus influenzae tipe b.
Ani mencatat kegiatan imunisasi sejak tahun 1977 diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) sampai saat ini. Dinkes DKI Jakarta senantiasa melakukan upaya peningkatan kesadaran imunisasi di masyarakat melalui berbagai cara.
Peningkatan kesadaran ini dilakukan baik melalui edukasi personal saat pelayanan di fasilitas kesehatan dan posyandu ataupun melalui seminar daring dan luring yang mengundang para orang tua untuk mendengar edukasi tentang imunisasi langsung dari para spesialis anak.
"Dinkes juga aktif memberikan edukasi melalui kanal-kanal media sosial terkait imunisasi," kata Ani.
Kendati begitu, kata dia, masih ada saja tantangan yang dihadapi terkait penyelenggaraannya. Antara lain orang tua yang menolak suntikan ganda saat kunjungan imunisasi dan orang tua yang belum memahami jadwal imunisasi rutin lengkap.
Selain itu dan masih belum dipahaminya jadwal imunisasi kejar jika anak tertinggal imunisasi dari jadwal seharusnya juga menjadi tantangan terkait penyelenggaraan imunisasi saat ini khususnya di Jakarta.