Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkinerja terbaik untuk kategori provinsi di kawasan Jawa dan Bali pada TPID Award 2024.
Penghargaan tersebut diterima langsung Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana dari Presiden Joko Widodo di sela Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
"Alhamdulillah Jawa Tengah mendapatkan penghargaan Tim Pengendali Inflasi Award tingkat provinsi berkinerja terbaik se Pulau Jawa dan Bali," kata Nana, dalam pernyataan di Semarang, Jumat.
Menurut dia, penghargaan tersebut merupakan hasil kerja sama yang baik antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan instansi terkait, seperti Bank Indonesia, Bulog hingga BUMD.
"Penghargaan ini suatu kebanggaan, dan tentunya ini merupakan suatu keberhasilan bersama di Jawa Tengah," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Kata dia, Pemprov Jateng berkolaborasi dengan berbagai instansi untuk bersama-sama menekan inflasi di wilayahnya.
"Dalam hal pengendalian inflasi ini, perlu ada kolaborasi dan kebersamaan yang terus kami lakukan," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, tercatat angka inflasi Jateng pada Mei 2024 secara tahunan sebesar 2,66 persen, atau di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,84 persen.
Bahkan, kata dia, secara bulanan (month to month) dari April ke Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,22 persen, atau lebih rendah dari deflasi nasional sebesar 0,03 persen.
Komoditas penyumbang inflasi secara tahunan (year on year) masih beras, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, sigaret kretek mesin (SKM).
Nana menyebutkan berbagai upaya dilakukan oleh Pemprov Jateng untuk mengendalikan inflasi di wilayahnya, dari sisi hulu meliputi fasilitasi bantuan benih cabai, pupuk bersubsidi, sosialisasi gerakan menanam di pekarangan, dan pembangunan "green house" dalam optimalisasi budi daya cabai.
Dari sisi hilir, kata dia, upaya yang dilakukan meliputi penyaluran beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), pemberian subsidi pangan, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Kemudian, penyaluran fasilitasi distribusi kepada petani, gapoktan, dan pelaku pangan lainnya, serta pengawasan penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Selain itu, Pemprov Jateng juga membuat sejumlah inovasi program dalam upaya pengendalian inflasi 2024, di antaranya BUMD Jateng Peduli Inflasi, inisiasi pembentukan ekosistem, distribusi cabai, bawang merah, "business matching".
Kemudian, perluasan area "green house", penguatan "early warning system" (EWS) harga komoditas, gerakan 1.000 petani peduli inflasi, dan kios TPID Pandawa Kita.
Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan, ucapan terima kasih kepada TPIP dan TPID yang telah berusaha keras untuk mengendalikan inflasi sehingga pada Mei 2024 tercatat inflasi nasional di angka 2,84 persen.
"Ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Kalau kita ingat 9-10 tahun yang lalu, inflasi masih di angka 9,6 persen. Dan atas usaha keras, sekarang berada di angka 2,84 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Penghargaan tersebut diterima langsung Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana dari Presiden Joko Widodo di sela Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
"Alhamdulillah Jawa Tengah mendapatkan penghargaan Tim Pengendali Inflasi Award tingkat provinsi berkinerja terbaik se Pulau Jawa dan Bali," kata Nana, dalam pernyataan di Semarang, Jumat.
Menurut dia, penghargaan tersebut merupakan hasil kerja sama yang baik antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan instansi terkait, seperti Bank Indonesia, Bulog hingga BUMD.
"Penghargaan ini suatu kebanggaan, dan tentunya ini merupakan suatu keberhasilan bersama di Jawa Tengah," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Kata dia, Pemprov Jateng berkolaborasi dengan berbagai instansi untuk bersama-sama menekan inflasi di wilayahnya.
"Dalam hal pengendalian inflasi ini, perlu ada kolaborasi dan kebersamaan yang terus kami lakukan," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, tercatat angka inflasi Jateng pada Mei 2024 secara tahunan sebesar 2,66 persen, atau di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,84 persen.
Bahkan, kata dia, secara bulanan (month to month) dari April ke Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,22 persen, atau lebih rendah dari deflasi nasional sebesar 0,03 persen.
Komoditas penyumbang inflasi secara tahunan (year on year) masih beras, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, sigaret kretek mesin (SKM).
Nana menyebutkan berbagai upaya dilakukan oleh Pemprov Jateng untuk mengendalikan inflasi di wilayahnya, dari sisi hulu meliputi fasilitasi bantuan benih cabai, pupuk bersubsidi, sosialisasi gerakan menanam di pekarangan, dan pembangunan "green house" dalam optimalisasi budi daya cabai.
Dari sisi hilir, kata dia, upaya yang dilakukan meliputi penyaluran beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), pemberian subsidi pangan, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Kemudian, penyaluran fasilitasi distribusi kepada petani, gapoktan, dan pelaku pangan lainnya, serta pengawasan penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Selain itu, Pemprov Jateng juga membuat sejumlah inovasi program dalam upaya pengendalian inflasi 2024, di antaranya BUMD Jateng Peduli Inflasi, inisiasi pembentukan ekosistem, distribusi cabai, bawang merah, "business matching".
Kemudian, perluasan area "green house", penguatan "early warning system" (EWS) harga komoditas, gerakan 1.000 petani peduli inflasi, dan kios TPID Pandawa Kita.
Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan, ucapan terima kasih kepada TPIP dan TPID yang telah berusaha keras untuk mengendalikan inflasi sehingga pada Mei 2024 tercatat inflasi nasional di angka 2,84 persen.
"Ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Kalau kita ingat 9-10 tahun yang lalu, inflasi masih di angka 9,6 persen. Dan atas usaha keras, sekarang berada di angka 2,84 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024