Desa wisata Batu Lintang Sungai Utik saat ini mempersiapkan diri untuk mengikuti penilaian Tim juri Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sebab desa tersebut berhasil masuk dalam 50 besar ADWI Tahun 2024.
"Tim juri ADWI dalam waktu dekat ini akan langsung datang ke Sungai Utik, untuk menilai lima indikator sebagai desa wisata," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kapuas Hulu Abang Chairul Saleh, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa.
Chairul menyampaikan pihaknya terutama bidang pariwisata sudah beberapa kali melakukan koordinasi dan memfasilitasi dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Keling Menua Sungai Utik bersama aparat desa serta tokoh masyarakat untuk persiapan Desa Batu Lintang Sungai Utik mengikuti penilaian Tim juri ADWI.
Ia menjelaskan lima indikator yang menjadi penilaian diantaranya yaitu daya tarik wisata, kelembagaan dan sumber daya manusia, amenitas, digitalisasi dan resiliensi.
Menurut Chairul, daya tarik wisata merupakan potensi utama desa wisata yang memiliki keunikan, keotentikan dan kreativitas yang menjadi daya tarik wisata berupa produk wisata seperti wisata alam, buatan dan budaya serta produk ekonomi kreatif seperti kriya, kuliner dan fesyen.
"Sungai Utik memiliki ciri khas yang tidak dimiliki daerah lain, dengan khas rumah betang dan kearifan lokal dan menjaga kelestarian alam serta adat istiadat yang begitu sangat kental," ucap Chairul.
Sedangkan, fasilitas pendukung atau amenitas adalah peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE melalui fasilitas rumah singgah atau homestay, toilet, serta fasilitas penunjang pariwisata lainnya seperti restoran, tempat ibadah dan parkir untuk pemenuhan sarana dan prasarana kenyamanan wisatawan.
Sebagai informasi, CHSE singkatan dari cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan).
Selain itu, yang menjadi penilaian juga yaitu digital akselerasi transformasi digital melalui pelayanan infrastruktur dan menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata melalui media digital.
Bahkan, terkait kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi penilaian seperti pemberdayaan SDM di desa wisata untuk meningkatkan lapangan kerja, dampak ekonomi, serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di desa wisata.
Chairul juga menjelaskan tentang resiliensi yang berkaitan dengan pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen risiko.
Ia optimis Desa Wisata Batu Lintang Sungai Utik lolos ke tahap selanjutnya mengingat banyaknya prestasi yang telah diraih Sungai Utik dan kekuatan daya tarik wisata budaya dan kekayaan alam yang dikelola menerapkan prinsip konservasi dan nilai kearifan lokal.
Diketahui, Desa Wisata Batu Lintang Sungai Utik dikelola oleh Pokdarwis Keling Menua Sungai Utik yang dibentuk oleh Pemerintah Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024 mengusung tema "Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia" yang diikuti oleh 6.016 desa wisata dari seluruh Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Tim juri ADWI dalam waktu dekat ini akan langsung datang ke Sungai Utik, untuk menilai lima indikator sebagai desa wisata," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kapuas Hulu Abang Chairul Saleh, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa.
Chairul menyampaikan pihaknya terutama bidang pariwisata sudah beberapa kali melakukan koordinasi dan memfasilitasi dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Keling Menua Sungai Utik bersama aparat desa serta tokoh masyarakat untuk persiapan Desa Batu Lintang Sungai Utik mengikuti penilaian Tim juri ADWI.
Ia menjelaskan lima indikator yang menjadi penilaian diantaranya yaitu daya tarik wisata, kelembagaan dan sumber daya manusia, amenitas, digitalisasi dan resiliensi.
Menurut Chairul, daya tarik wisata merupakan potensi utama desa wisata yang memiliki keunikan, keotentikan dan kreativitas yang menjadi daya tarik wisata berupa produk wisata seperti wisata alam, buatan dan budaya serta produk ekonomi kreatif seperti kriya, kuliner dan fesyen.
"Sungai Utik memiliki ciri khas yang tidak dimiliki daerah lain, dengan khas rumah betang dan kearifan lokal dan menjaga kelestarian alam serta adat istiadat yang begitu sangat kental," ucap Chairul.
Sedangkan, fasilitas pendukung atau amenitas adalah peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE melalui fasilitas rumah singgah atau homestay, toilet, serta fasilitas penunjang pariwisata lainnya seperti restoran, tempat ibadah dan parkir untuk pemenuhan sarana dan prasarana kenyamanan wisatawan.
Sebagai informasi, CHSE singkatan dari cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan).
Selain itu, yang menjadi penilaian juga yaitu digital akselerasi transformasi digital melalui pelayanan infrastruktur dan menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata melalui media digital.
Bahkan, terkait kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi penilaian seperti pemberdayaan SDM di desa wisata untuk meningkatkan lapangan kerja, dampak ekonomi, serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di desa wisata.
Chairul juga menjelaskan tentang resiliensi yang berkaitan dengan pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen risiko.
Ia optimis Desa Wisata Batu Lintang Sungai Utik lolos ke tahap selanjutnya mengingat banyaknya prestasi yang telah diraih Sungai Utik dan kekuatan daya tarik wisata budaya dan kekayaan alam yang dikelola menerapkan prinsip konservasi dan nilai kearifan lokal.
Diketahui, Desa Wisata Batu Lintang Sungai Utik dikelola oleh Pokdarwis Keling Menua Sungai Utik yang dibentuk oleh Pemerintah Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024 mengusung tema "Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia" yang diikuti oleh 6.016 desa wisata dari seluruh Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024