Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat mengatakan, sampah-sampah dari kegiatan Motocross Grand Prix (MXGP) seri pertama 29-30 Juni 2024, diarahkan dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya.
"Semua sampah yang sudah dikumpulkan pihak pelaksana, kita arahkan dibuang ke TPST modern Sandubaya agar bisa langsung diolah," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Senin.
Apalagi, katanya, saat ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Lombok Barat sedang ditutup sementara karena adanya pembukaan "landfill" baru.
Hal itu sesuai dengan hasil kesepakatan rapat terakhir yang dihadiri Sekretaris DLH Mataram Irwansyah, yang menyebutkan penanganan sampah selama MXGP sepenuhnya ditangani oleh EO (Event Organizer), tidak seperti tahun lalu menjadi bagian tugas DLH Mataram.
Hanya, kata Vidi, DLH Kota Mataram telah meminta kepada pihak EO agar sampah dari kegiatan MXGP sudah terpilah, baik itu sampah organik maupun anorganik.
"Itu bertujuan agar kita bisa lebih mudah untuk mengolah sampah tersebut di TPST modern Sandubaya," katanya.
Sejauh ini pihaknya belum menerima laporan total volume sampah dari MXGP untuk seri pertama itu.
"Sistem penanganan sampah ini, akan diterapkan juga saat pelaksanaan MXGP seri dua pada 6-7 Juli 2024," katanya.
Pengolahan sampah TPST modern Sandubaya yang saat ini masih uji coba menggunakan teknologi modern, sehingga sampah secara otomatis terpilah sesuai jenisnya kemudian diproses.
Sampah-sampah organik diolah menjadi "bubur" digunakan sebagai pakan maggot, sedangkan limbah plastik berupa kantong kresek yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi diproses menjadi batako.
Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan di TPST modern, residu yang dibuang te TPA Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat hanya sekitar 10-15 persen.
"Saat uji coba kami lakukan dengan mengolah empat ton sampah, residu yang kita buang ke TPA hanya sekitar 300 kilogram," katanya menjelaskan.
Minimnya residu yang dibuang ke TPA itu, katanya, karena semua sampah di TPST modern Sandubaya ini diolah menjadi barang yang bisa bermanfaat dengan menggunakan teknologi modern.
"Sampah yang masuk sudah terpilah otomatis, dan diolah langsung jadi pakan maggot, pupuk kompos, dan batako dari sampah plastik kantong kresek," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Semua sampah yang sudah dikumpulkan pihak pelaksana, kita arahkan dibuang ke TPST modern Sandubaya agar bisa langsung diolah," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Senin.
Apalagi, katanya, saat ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Lombok Barat sedang ditutup sementara karena adanya pembukaan "landfill" baru.
Hal itu sesuai dengan hasil kesepakatan rapat terakhir yang dihadiri Sekretaris DLH Mataram Irwansyah, yang menyebutkan penanganan sampah selama MXGP sepenuhnya ditangani oleh EO (Event Organizer), tidak seperti tahun lalu menjadi bagian tugas DLH Mataram.
Hanya, kata Vidi, DLH Kota Mataram telah meminta kepada pihak EO agar sampah dari kegiatan MXGP sudah terpilah, baik itu sampah organik maupun anorganik.
"Itu bertujuan agar kita bisa lebih mudah untuk mengolah sampah tersebut di TPST modern Sandubaya," katanya.
Sejauh ini pihaknya belum menerima laporan total volume sampah dari MXGP untuk seri pertama itu.
"Sistem penanganan sampah ini, akan diterapkan juga saat pelaksanaan MXGP seri dua pada 6-7 Juli 2024," katanya.
Pengolahan sampah TPST modern Sandubaya yang saat ini masih uji coba menggunakan teknologi modern, sehingga sampah secara otomatis terpilah sesuai jenisnya kemudian diproses.
Sampah-sampah organik diolah menjadi "bubur" digunakan sebagai pakan maggot, sedangkan limbah plastik berupa kantong kresek yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi diproses menjadi batako.
Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan di TPST modern, residu yang dibuang te TPA Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat hanya sekitar 10-15 persen.
"Saat uji coba kami lakukan dengan mengolah empat ton sampah, residu yang kita buang ke TPA hanya sekitar 300 kilogram," katanya menjelaskan.
Minimnya residu yang dibuang ke TPA itu, katanya, karena semua sampah di TPST modern Sandubaya ini diolah menjadi barang yang bisa bermanfaat dengan menggunakan teknologi modern.
"Sampah yang masuk sudah terpilah otomatis, dan diolah langsung jadi pakan maggot, pupuk kompos, dan batako dari sampah plastik kantong kresek," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024