Rwanda dan Korea Selatan pada Jumat menandatangani perjanjian kerangka kerja senilai satu miliar dolar AS (Rp16,2 triliun) yang ditujukan untuk menyediakan pendanaan lunak bagi serangkaian proyek di Rwanda mencakup kesehatan dan pendidikan.

Perjanjian keuangan baru ini menggantikan perjanjian sebelumnya yang diteken pada 2022, dengan alokasi dana 500 juta dolar AS  (Rp8,2 triliun) untuk periode 2022-2026, menurut pernyataan Kementerian Keuangan Rwanda.

Perjanjian lima tahun ini yang mencakup 2024-2028 akan diselaraskan dengan program pembangunan lima tahun Rwanda yang disebut Strategi Nasional untuk Transformasi.

Dana ini dirancang untuk mendukung proyek-proyek di sektor-sektor utama perekonomian Rwanda, termasuk transportasi, layanan kesehatan, dan pendidikan, menurut kementerian.

Menteri Keuangan Rwanda Yusuf Murangwa mengatakan kerjasama Rwanda-Korsel sejalan dengan strategi nasional negara untuk perubahan, memainkan peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk abad 21, mentransformasikan sektor pertanian dan membangun landasan bagi tata kelola berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

“Kerangka kerja yang ditandatangani ini merupakan tonggak penting dalam kerja sama bilateral kami dan memberikan jaminan untuk mencapai lebih banyak hasil di bidang keterlibatan kami,” ujarnya.

Sementara itu, Duta Besar Korsel untuk Rwanda Jeong Woo Jin, mengatakan dia yakin kesepakatan tersebut akan menjadi landasan yang kuat untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.

“Saya yakin ada lebih banyak ruang untuk bekerja sama dalam hubungan bilateral, terutama berdasarkan kerja sama berkelanjutan di bidang pertanian, TIK, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.” ujar Jeong.

Bidang utama kolaborasi antara kedua negara meliputi pendidikan dan peningkatan kapasitas, pembangunan pedesaan, layanan kesehatan, energi, pertanian, serta teknologi informasi dan komunikasi.

Sumber: Anadolu


 

 

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024