Presiden AS Joe Biden, Senin (2/9), mengatakan bahwa dia tidak yakin pemimpin Israel Benjamin Netanyahu telah berbuat cukup banyak untuk mengamankan kesepakatan penyanderaan dengan Hamas.
Pernyataan tersebut disampaikan Biden sebagai tanggapan terhadap seorang reporter saat dia tiba di Gedung Putih.
Presiden AS tersebut juga mengatakan bahwa dia yakin kesepakatan akhir untuk pembebasan sandera yang ditawan kelompok Palestina tersebut "sangat dekat."
Sebelumnya, Washington Post melaporkan bahwa AS berencana untuk menyampaikan kesepakatan gencatan senjata "terima atau tinggalkan" kepada para pihak dalam beberapa pekan mendatang.
Seorang pejabat senior pemerintah, yang berbicara kepada Post dengan syarat anonim, mengatakan jika kedua pihak gagal menerima kesepakatan tersebut, hal itu dapat menandai berakhirnya negosiasi yang dipimpin Amerika.
Pernyataan Biden juga disampaikan dua hari setelah ditemukannya jenazah enam sandera di Gaza, yang memicu protes terhadap pemerintahan Netanyahu akhir pekan ini.
Israel memperkirakan bahwa lebih dari 100 sandera masih ditawan oleh kelompok Palestina Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Namun, upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas guna menghentikan perang.
Perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 40.700 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 94.100 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang sedang berlangsung di daerah kantong itu telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah itu hancur.
Israel telah menghadapi tuduhan genosida atas tindakan barbarnya di Gaza di Mahkamah Internasional.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Pernyataan tersebut disampaikan Biden sebagai tanggapan terhadap seorang reporter saat dia tiba di Gedung Putih.
Presiden AS tersebut juga mengatakan bahwa dia yakin kesepakatan akhir untuk pembebasan sandera yang ditawan kelompok Palestina tersebut "sangat dekat."
Sebelumnya, Washington Post melaporkan bahwa AS berencana untuk menyampaikan kesepakatan gencatan senjata "terima atau tinggalkan" kepada para pihak dalam beberapa pekan mendatang.
Seorang pejabat senior pemerintah, yang berbicara kepada Post dengan syarat anonim, mengatakan jika kedua pihak gagal menerima kesepakatan tersebut, hal itu dapat menandai berakhirnya negosiasi yang dipimpin Amerika.
Pernyataan Biden juga disampaikan dua hari setelah ditemukannya jenazah enam sandera di Gaza, yang memicu protes terhadap pemerintahan Netanyahu akhir pekan ini.
Israel memperkirakan bahwa lebih dari 100 sandera masih ditawan oleh kelompok Palestina Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Namun, upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas guna menghentikan perang.
Perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 40.700 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 94.100 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang sedang berlangsung di daerah kantong itu telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah itu hancur.
Israel telah menghadapi tuduhan genosida atas tindakan barbarnya di Gaza di Mahkamah Internasional.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024