Ketua UNIO Indonesia (UNINDO) Romo Maxi Un Bria menyampaikan kepada Paus Fransiskus bahwa gereja-gereja di Indonesia telah mendapat perhatian dan perlindungan dari pemerintah Indonesia.
“Indonesia sebagai negara pluralistik tempat gereja-gereja diaspora hidup telah mendapat perhatian dan perlindungan baik dari Paus maupun Pemerintah (Indonesia),” kata Romo Maxi dalam pertemuannya dengan Paus Fransiskus yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Dia juga mengatakan bahwa UNINDO siap bekerja sama dengan Paus Fransiskus, para kardinal, uskup, imam, biarawan dan biarawati dalam membawa kedamaian dan sukacita untuk masyarakat Indonesia dan dunia.
Pada kesempatan yang sama, Suster Rina menyampaikan kepada Paus Fransiskus bahwa dia merasa sangat didukung oleh Gereja dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dalam melakukan pekerjaannya.
Namun, Suster Rina mengatakan kepada Bapa Suci Paus bahwa pihaknya mendapatkan tantangan dalam mengakses dokumen-dokumen dari Roma karena kendala jarak dan bahasa.
“Kami berharap hal ini dapat menjadi perhatian Bapa Suci, sehingga kami di negeri yang jauh ini dapat bersatu dan selaras dengan Gereja Universal,” lanjut Suster Rina.
Sementara itu, guru agama Katolik SMA, Nikolas Wijaya, menyampaikan kepada Paus Fransiskus bahwa kedatangannya ke Indonesia memberi semangat kepadanya untuk terus berkarya di negeri penuh keragaman tersebut.
“Secara khusus, dalam Ensiklik Fratelli Tutti, Bapa Suci mengatakan, ‘seperti Bunda Maria, kita harus menjadi Gereja yang melayani, keluar dari sakristi, dan membangun jembatan dialog. Sebagai Katekis, kami senantiasa mengingatkan para siswa kami akan pesan Ensiklik tersebut,” ujar Nikolas.
“Doakan kami, Bapa Suci, agar sebagai katekis, kami dapat menjadi jembatan yang mempersatukan banyak orang untuk membangun jembatan lainnya,” lanjut Nikolas.
Katekis adalah pengajar agama profesional di dalam Gereja Katolik, yang disebut profesional karena mendapat pendidikan formal dalam kateketik, mencari nafkah di bidang katekese, mempunyai etika profesi sebagai pengajar agama dan mengembangkan diri melalui asosiasi katekis.
Guru agama Katolik SMA lainnya, Agnes Natalia, menyampaikan kepada Paus Fransiskus bahwa dia menilai Paus Fransiskus sebagai orang yang sangat peduli pada pelestarian alam dan orang-orang miskin, lemah, terpinggirkan dan penyandang cacat.
Agnes melanjutkan bahwa kepedulian Paus Fransiskus terhadap alam dan orang-orang miskin terlihat dalam pernyataannya: “Membuang-buang makanan sama seperti mencuri makanan dari meja orang miskin dan lapar.”
Kata-kata tersebut, kata Agnes, disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam pertemuan mingguan di Lapangan Santo Petrus pada 5 Juni 2013 untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Ia juga menunjukkan kepedulian yang besar terhadap para penyandang cacat dengan mengatakan bahwa setiap orang cantik di mata Tuhan,” tutup Agnes.
Paus Fransiskus mengadakan pertemuan dengan Uskup, Imam, diakon, seminaris dan katekis di Gereja Katedral Jakarta pada Rabu.
Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024, dan merupakan Paus ketiga yang melakukan kunjungan ke Indonesia.
Sebelumnya, kunjungan pertama dilakukan oleh Paus Paulus IV pada 1970 dan kunjungan kedua dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1989.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024