Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI melalui Kapal Negara (KN) Tanjung Datu 301 menghalau lima kapal ikan berbendera China yang kedapatan sedang melabuhkan jangkar di Perairan Utara Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu.
Kolonel Bakamla Rudi Endratmoko selaku Komandan KN Tanjung Datu 301 mengatakan keberadaan kapal ikan China tersebut terdeteksi oleh sistem monitoring lalu lintas pelayaran atau Vessel traffic system (VTS) Batam pada Selasa (10/9).
"KN Tanjung Datu 301 menindaklanjuti laporan VTS Batam terkait kapa ikan berbendera China yang sedang berlabuh jangka di perairan utara Tanjung Berakit," kata Rudi.
Dia menjelaskan kronologi 5 kapal ikan China itu terdeteksi oleh VTS Batam pada Selasa (10/9) pukul 12.00 WIB sedang melabuhkan jangkar di 22NM utara Tanjung Berakit dengan koordinat : 1° 23.099’ N 104°34.223’ E.
Mengetahui hal itu, VTS Batam melaksanakan kontak radio channel 16 kepada 5 kapal ikan China tersebut.
"Namun tidak ada respon dari 5 kapal China itu," katanya.
Karena tidak ada respon, VTS Batam pada pukul 16.00 WIB berkoordinasi dengan KN Tanjung Datu 301 untuk melaksanakan pendalaman terkait keberadaan kapal tersebut di perairan Indonesia.
Menurut dia, kelima kapal ikan China tersebut terindikasi melaksanakan labuh jangkar di perairan utara Tanjung Berakit untuk menunggu antrean masuk ke pelabuhan Singapura.
Pada pukul 20.00 WIB, lanjut dia, pihaknya melaksanakan koordinasi Direktorat Operasi Laut Bakamla RI.
Sejam kemudian, pukul 21.00 WIB Komandan KN Tanjung Datu 301 melaksanakan rapat dengan Tim VBSS KN Tanjung Datu 301 untuk menyusun rencana pelaksanaan penindakan pemeriksaan.
Langkah ini dilakukan, karena jarak KN Tanjung Datu 301 ke titik koordinat lokasi 5 kapal ikan China itu adalah 43 NM.
Pada Rabu pagi, pukul 04.00 WIB, KN Tanjung Datu 301 memerintahkan untuk menurunkan 2 Tim VBSS menuju lokasi 5 kapal China tersebut.
"Pukul 06.00 WIB pagi tadi, Tim VBSS KN Tanjung Datu 301 membayang-bayangi 5 kapal ikan China tersebut, sehingga menjauh dari Batam menuju traffic separation scheme (TSS) di Singapura," kata Rudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Kolonel Bakamla Rudi Endratmoko selaku Komandan KN Tanjung Datu 301 mengatakan keberadaan kapal ikan China tersebut terdeteksi oleh sistem monitoring lalu lintas pelayaran atau Vessel traffic system (VTS) Batam pada Selasa (10/9).
"KN Tanjung Datu 301 menindaklanjuti laporan VTS Batam terkait kapa ikan berbendera China yang sedang berlabuh jangka di perairan utara Tanjung Berakit," kata Rudi.
Dia menjelaskan kronologi 5 kapal ikan China itu terdeteksi oleh VTS Batam pada Selasa (10/9) pukul 12.00 WIB sedang melabuhkan jangkar di 22NM utara Tanjung Berakit dengan koordinat : 1° 23.099’ N 104°34.223’ E.
Mengetahui hal itu, VTS Batam melaksanakan kontak radio channel 16 kepada 5 kapal ikan China tersebut.
"Namun tidak ada respon dari 5 kapal China itu," katanya.
Karena tidak ada respon, VTS Batam pada pukul 16.00 WIB berkoordinasi dengan KN Tanjung Datu 301 untuk melaksanakan pendalaman terkait keberadaan kapal tersebut di perairan Indonesia.
Menurut dia, kelima kapal ikan China tersebut terindikasi melaksanakan labuh jangkar di perairan utara Tanjung Berakit untuk menunggu antrean masuk ke pelabuhan Singapura.
Pada pukul 20.00 WIB, lanjut dia, pihaknya melaksanakan koordinasi Direktorat Operasi Laut Bakamla RI.
Sejam kemudian, pukul 21.00 WIB Komandan KN Tanjung Datu 301 melaksanakan rapat dengan Tim VBSS KN Tanjung Datu 301 untuk menyusun rencana pelaksanaan penindakan pemeriksaan.
Langkah ini dilakukan, karena jarak KN Tanjung Datu 301 ke titik koordinat lokasi 5 kapal ikan China itu adalah 43 NM.
Pada Rabu pagi, pukul 04.00 WIB, KN Tanjung Datu 301 memerintahkan untuk menurunkan 2 Tim VBSS menuju lokasi 5 kapal China tersebut.
"Pukul 06.00 WIB pagi tadi, Tim VBSS KN Tanjung Datu 301 membayang-bayangi 5 kapal ikan China tersebut, sehingga menjauh dari Batam menuju traffic separation scheme (TSS) di Singapura," kata Rudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024