Pemerintah China menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang berada di anak sungai Yuanjiang-Honghe, provinsi Yunnan untuk mengatasi dampak Topan Yagi di daerah perbatasan Vietnam-Tiongkok.
"Untuk mendukung upaya pemberian bantuan bagi masyarakat Vietnam, China mengurangi debit banjir dengan menyimpan air di pembangkit listrik tenaga air di anak sungai Yuanjiang-Honghe," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, China pada Rabu (11/9).
Hujan lebat yang disebabkan oleh Topan Yagi telah memicu tanah longsor dan banjir besar di seluruh Vietnam utara. Pemerintah Vietnam mengatakan pada Rabu (11/9), korban tewas akibat Topan Yagi telah meningkat menjadi 141 orang dan 59 lainnya hilang.
"Saat ini, akibat Topan Yagi, wilayah perbatasan antara China dan Vietnam dilanda banjir parah. China dan Vietnam menjaga komunikasi yang erat dan baik terkait kerja sama penanggulangan banjir," tambah Mao Ning.
Laporan media Vietnam pada Selasa (10/9) malam mengatakan permukaan air Sungai Merah di Hanoi naik 10 centimeter setiap jam.
Beberapa sekolah di Hanoi telah memerintahkan siswanya untuk tinggal di rumah selama sisa minggu ini karena kekhawatiran akan banjir, sementara ribuan penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah telah dievakuasi.
"Kami akan terus memanfaatkan sepenuhnya pembangkit listrik tenaga air yang terkait untuk mengatur aliran air maupun menyimpan air untuk pasokan pada masa mendatang dan bersama-sama mengatasi bencana alam," ungkap Mao Ning.
Topan super Yagi merupakan badai paling kuat di Vietnam dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Dampak dari badai ekstrem tersebut telah meluluhlantakkan bagian utara negara Asia Tenggara itu dan menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan akses pada pasokan listrik.
Badai yang membawa angin dengan kecepatan nyaris 150 kilometer per jam itu telah meruntuhkan jembatan, menghancurkan atap gedung, merusak pabrik, dan memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.
Sebelum menghantam Vietnam, Topan Yagi menyebabkan 24 orang tewas di selatan China dan Filipina.
Topan Yagi muncul pertama di sekitar Laut Filipina pada 1 September hingga kemudian hilang pada 8 September di daratan Vietnam.
Siklon Tropis Yagi mencapai intensitas maksimal pada kategori 4 (86-107 knots atau 160 - 199 km/jam) pada saat melintasi Laut China Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Untuk mendukung upaya pemberian bantuan bagi masyarakat Vietnam, China mengurangi debit banjir dengan menyimpan air di pembangkit listrik tenaga air di anak sungai Yuanjiang-Honghe," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, China pada Rabu (11/9).
Hujan lebat yang disebabkan oleh Topan Yagi telah memicu tanah longsor dan banjir besar di seluruh Vietnam utara. Pemerintah Vietnam mengatakan pada Rabu (11/9), korban tewas akibat Topan Yagi telah meningkat menjadi 141 orang dan 59 lainnya hilang.
"Saat ini, akibat Topan Yagi, wilayah perbatasan antara China dan Vietnam dilanda banjir parah. China dan Vietnam menjaga komunikasi yang erat dan baik terkait kerja sama penanggulangan banjir," tambah Mao Ning.
Laporan media Vietnam pada Selasa (10/9) malam mengatakan permukaan air Sungai Merah di Hanoi naik 10 centimeter setiap jam.
Beberapa sekolah di Hanoi telah memerintahkan siswanya untuk tinggal di rumah selama sisa minggu ini karena kekhawatiran akan banjir, sementara ribuan penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah telah dievakuasi.
"Kami akan terus memanfaatkan sepenuhnya pembangkit listrik tenaga air yang terkait untuk mengatur aliran air maupun menyimpan air untuk pasokan pada masa mendatang dan bersama-sama mengatasi bencana alam," ungkap Mao Ning.
Topan super Yagi merupakan badai paling kuat di Vietnam dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Dampak dari badai ekstrem tersebut telah meluluhlantakkan bagian utara negara Asia Tenggara itu dan menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan akses pada pasokan listrik.
Badai yang membawa angin dengan kecepatan nyaris 150 kilometer per jam itu telah meruntuhkan jembatan, menghancurkan atap gedung, merusak pabrik, dan memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.
Sebelum menghantam Vietnam, Topan Yagi menyebabkan 24 orang tewas di selatan China dan Filipina.
Topan Yagi muncul pertama di sekitar Laut Filipina pada 1 September hingga kemudian hilang pada 8 September di daratan Vietnam.
Siklon Tropis Yagi mencapai intensitas maksimal pada kategori 4 (86-107 knots atau 160 - 199 km/jam) pada saat melintasi Laut China Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024