Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon meminta Pemerintah Israel untuk menghentikan serangan militer yang tidak proporsional di Gaza dan Lebanon.
“Netanyahu, hentikan perang,” katanya pada Selasa (1/10), merujuk pada kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu.
Dia mengungkapkan kekhawatiran atas bertambahnya korban sipil dan meningkatnya risiko perang kawasan yang lebih luas di Timur Tengah.
“Apa yang kami lihat di lapangan adalah lebih dari satu juta orang mengungsi. Kami juga serukan semua pihak untuk menahan serangan darat, melindungi warga sipil, dan tidak melanjutkan eskalasi perang,” ujar Fajon kepada Anadolu, selama kunjungannya di Berlin.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa negara anggota Uni Eropa, yang sangat khawatir atas eskalasi konflik terbaru di Lebanon, terus mengupayakan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Baca juga: Hamas: Israel hindari perjanjian gencatan senjata di Gaza
“Kami selalu mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza—dengan pelanggaran hukum internasional, dengan pembunuhan warga sipil dan anak-anak serta wanita yang tidak bersalah—akan semakin meningkat,” katanya.
“Dan inilah yang kita saksikan hari ini. Jadi ini adalah seruan mendesak dari seluruh Uni Eropa, khususnya negara saya, untuk menghentikan kekerasan di lapangan, melindungi warga sipil, dan menghormati hukum internasional,” tutur Fajon, menambahkan.
Ketegangan antara Israel dan kelompok Lebanon, Hizbullah, memuncak selama akhir pekan lalu setelah serangan Israel menewaskan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan komandan-komandan utamanya.
Sedikitnya 1.057 korban tewas dan 2.950 orang lainnya terluka dalam serangan Israel selama dua minggu terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Hizbullah dan Israel terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 korban dan melukai lebih dari 96.000 orang.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di Jalur Gaza, tempat jutaan warga Palestina mengungsi, kelaparan, dan kekurangan bantuan medis serta kebutuhan pokok lainnya.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024