Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) gencar mensosialisasikan pangan lokal yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) sebagai satu di antara langkah dalam rangka pencegahan stunting.

"Program sosialisasi dan edukasi merupakan bagian dari rencana aksi untuk percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak. Saya berharap melalui edukasi ini masyarakat lebih memahami bahwa pangan lokal kita kaya akan gizi, sehingga bisa mencegah stunting dan membangun generasi yang lebih sehat,” ujar Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian di Pontianak, Jumat.

Ia menegaskan Pemkot Pontianak berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan program ini guna mencapai target penurunan angka stunting yang signifikan.

Baca juga: Angka stunting di Papua Barat Daya masih tinggi

Menurutnya, di Kota Pontianak dalam hal penurunan stunting menunjukkan hasil yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2021, angka stunting berada di 24,4 persen, turun menjadi 19,7 persen di tahun 2022. Kemudian, tahun 2023, berhasil ditekan menjadi 16,7 persen.

“Mudah-mudahan target 14 persen di akhir 2024 bisa terealisasi. Apalagi, Kota Pontianak sempat mendapat insentif fiskal dari pemerintah pusat,” kata dia.

Ia menyampaikan berbagai langkah nyata lain yang Pemkot Pontianak lakukan, antara lain ditetapkannya Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting, penyusunan rencana aksi percepatan penurunan stunting sebagai bagian dari implementasi aksi konvergensi penurunan stunting.

Lebih lanjut, Ani Sofian menjelaskan, tim percepatan penurunan stunting dibentuk mulai dari tingkat kota hingga kelurahan. Selain itu, rembuk stunting tingkat kota dan kecamatan rutin digelar. Tim pendamping keluarga juga dikerahkan ke lapangan untuk pendampingan keluarga berisiko stunting.

“Tak kalah pentingnya, program-program dengan sasaran seribu hari pertama kehidupan dengan keterlibatan pentahelix pemangku kepentingan, antara lain organisasi masyarakat, seperti PKK, CSR perusahaan, media massa, dan akademisi,” ucapnya.

Selain upaya tersebut, Pemkot Pontianak juga menginisiasi hadirnya inovasi intervensi spesifik yang dikembangkan dalam rangka penurunan stunting.

Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan ke Maluku tinjau pasar dan stunting

Intervensi spesifik ini mencakup,antara lain pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pelayanan kesehatan bagi remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini melalui pemberian tablet tambah darah, pendampingan ibu hamil oleh tenaga kesehatan dan kader dengan pemberian beras Fortivit dan sebagainya.

Selanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting, di antaranya penanganan daerah rawan pangan dengan pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi, perbaikan sanitasi dan rumah tak layak huni, sambungan air bersih, serta kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.

“Kita juga sudah memiliki sistem manajemen data stunting digital bersifat mobile dan dapat diakses oleh berbagai perangkat, yakni Pontianak Zero Stunting (PAZTI),” kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024