Banjir yang melanda Desa Sosok di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah itu sejak Rabu (16/10) telah memutus akses transportasi darat yang menghubungkan Kota Pontianak-Sanggau dan wilayah sekitarnya.

"Berdasarkan laporan terbaru yang kami terima, banjir berasal dari luapan Sungai Sekayu dan Sungai Tayan yang melintasi Desa Sosok. Akibatnya beberapa dusun di Desa Sosok terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara satu sampai empat meter," kata Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, di Pontianak, Kamis.

Dia menjelaskan, banjir merendam permukiman warga dan jalan poros utama sepanjang 1,5 km dengan ketinggian air di titik tertinggi mencapai satu meter. Kondisi ini menyebabkan gangguan serius pada akses transportasi dari Sanggau menuju Pontianak, serta jalur menuju perbatasan Entikong-Kuching dan kabupaten lain seperti Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.

Baca juga: Jalur darat Pontianak-Sanggau Kalbar terputus akibat banjir di Sosok

"Kendaraan roda empat jenis minibus sudah tidak bisa melewati jalur tersebut," jelas Daniel.

Ketinggian air yang terus naik merendam delapan dusun di wilayah Desa Sosok, yaitu Dusun Sosok 1, Sosok 2, Sekayu Tabat, Barage, Tahan, Moling, Dangku, dan Perayaan Dangku. Hingga saat ini tercatat sebanyak 931 kepala keluarga (KK) atau sekitar 3.403 jiwa terdampak banjir.

Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah mengingat hujan lebat masih terus mengguyur wilayah tersebut.

Warga terdampak banjir sebagian telah mengungsi ke dua lokasi sementara di Kantor Desa Sosok.

"Sedangkan di Dusun Barage pengungsi ditempatkan di tenda darurat berukuran 4x4 meter, namun jumlah pastinya masih menunggu laporan karena jaringan komunikasi terputus," kata Daniel.

Baca juga: Dua desa di Nagan Raya Aceh masih terendam banjir

Banjir yang menggenangi jalan utama juga membuat para pengguna jalan dari Sanggau menuju Pontianak dan sebaliknya harus mencari jalur alternatif melalui Meliau-Tayan.

Seorang warga Sekadau, Hendra, mengaku kesulitan dalam menjalankan rutinitas sehari-hari karena terputusnya akses jalan utama akibat banjir. "Sulit bagi orang-orang yang punya urusan mendesak ke Pontianak saat ini. Selain harus memutar, ada kemungkinan jalur alternatif juga terendam banjir jika cuaca tetap buruk," katanya.

Sementara itu, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus memantau situasi sekaligus  melakukan evakuasi di lapangan. Banjir diperkirakan masih akan berlanjut dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Baca juga: Warga diingatkan waspadai banjir material vulkanik Karangetang

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024