Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menyebut akhir dari puncak peneluran penyu di Pulau Bando yang masuk ke dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya, Provinsi Sumatera Barat terjadi pada Oktober.

"Berdasarkan data, puncaknya itu dimulai pada Juni, September dan Oktober 2024," kata Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, Arintika Widhayanti di Padang, Rabu.

Namun, saat tim Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru melakukan monitoring pada Selasa (22/10) malam tidak ditemukan adanya tanda-tanda penyu naik ke bibir pantai untuk bertelur.

Tika, sapaan akrabnya, mengatakan hal tersebut bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya sedang terjadi pasang naik air laut di kawasan Pulau Bando sehingga penyu tidak naik ke bibir pantai untuk bertelur.

Setelah melakukan monitoring penyu di Pulau Bando, KKP bersama Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Aviation Fuel Terminal Minangkabau akan memaksimalkan mesin inkubator yang disebut E-Katuang untuk proses penetasan telur penyu.

E-Katuang merupakan sebuah alat inkubasi berbentuk persegi panjang yang dirancang untuk menetaskan telur penyu lewat pengaturan suhu.

Sementara itu, Community Development Officer AFT Minangkabau, Pertamina Patra Niga Sumbagut, Wahyu Hamdika mengatakan pihaknya bekerja sama dengan KKP RI dalam menjaga dan melestarikan penyu di Pulau Bando yang masuk ke dalam kawasan konservasi nasional.

Salah satu dukungan yang dilakukan Pertamina ialah menjadikan pulau itu sebagai pusat edukasi dan riset satwa penyu lewat program Sistem Informasi Pemberdayaan Nagari Berbasis Konservasi atau yang dikenal dengan Si Rancak Ulakan.

Pewarta: Muhammad Zulfikar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024