Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan penanaman nilai-nilai perdamaian sangat penting sebagai bagian dari upaya membangun budaya toleran, antikekerasan, dan antiperundungan (bullying) di lingkungan sekolah.
“Kita perlu membekali generasi muda dengan penguatan mental, wawasan spiritual, dan penanaman nilai-nilai positif agar mereka terhindar dari tindakan kekerasan, intoleran dan radikalisme,” kata Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, BNPT menggelar Sekolah Damai, sebagai salah satu program kontraradikalisasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan harmonis di sekolah-sekolah, terutama di tingkat menengah atas.
Terkait masalah perundungan yang kerap terjadi di sekolah, Irfan melihat adanya dampak yang sangat buruk terutama bagi kesehatan mental siswa.
Untuk itu, dirinya berharap para guru dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama agar tindakan perundungan tidak terjadi.
“Para guru juga diharapkan dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama serta membantu memberikan nasihat atau informasi tentang dampak negatif perundungan, sehingga tercipta lingkungan yang aman dan positif di sekolah,” ujarnya.
Terbaru, BNPT menggelar program Sekolah Damai dengan tema Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/11).
Salah satu peserta Sekolah Damai di Makassar, Khairunnisa mengapresiasi acara Sekolah Damai karena dapat memberikan sudut pandang yang baru kepada para Generasi Z dalam menilai dampak dari segala bentuk kekerasan.
“Acara Sekolah Damai dari BNPT ini sangat bagus karena sebagai sudut pandang saya sebagai seorang remaja saya tahu bagaimana parahnya bullying di sekolah, parahnya perundungan di sekolah, dan bagaimana dampak-dampaknya pada korban,” kata Khairunnisa.
Lebih lanjut, ia berharap acara Sekolah Damai dapat memberikan pencerahan kepada generasi muda untuk menjauhi segala tindakan kekerasan kepada sesama.
Kegiatan Sekolah Damai di Makassar dilaksanakan selama dua hari dan diikuti lebih dari 300 pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan 100 guru. Melalui acara itu, para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan menerapkan nilai-nilai yang didapatkan ke dalam lingkungan sekolah.
Dengan partisipasi aktif, kegiatan Sekolah Damai bisa menjadi langkah awal dalam membentuk generasi yang memiliki pemahaman kuat terhadap perdamaian dan keutuhan bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
“Kita perlu membekali generasi muda dengan penguatan mental, wawasan spiritual, dan penanaman nilai-nilai positif agar mereka terhindar dari tindakan kekerasan, intoleran dan radikalisme,” kata Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, BNPT menggelar Sekolah Damai, sebagai salah satu program kontraradikalisasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan harmonis di sekolah-sekolah, terutama di tingkat menengah atas.
Terkait masalah perundungan yang kerap terjadi di sekolah, Irfan melihat adanya dampak yang sangat buruk terutama bagi kesehatan mental siswa.
Untuk itu, dirinya berharap para guru dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama agar tindakan perundungan tidak terjadi.
“Para guru juga diharapkan dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama serta membantu memberikan nasihat atau informasi tentang dampak negatif perundungan, sehingga tercipta lingkungan yang aman dan positif di sekolah,” ujarnya.
Terbaru, BNPT menggelar program Sekolah Damai dengan tema Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/11).
Salah satu peserta Sekolah Damai di Makassar, Khairunnisa mengapresiasi acara Sekolah Damai karena dapat memberikan sudut pandang yang baru kepada para Generasi Z dalam menilai dampak dari segala bentuk kekerasan.
“Acara Sekolah Damai dari BNPT ini sangat bagus karena sebagai sudut pandang saya sebagai seorang remaja saya tahu bagaimana parahnya bullying di sekolah, parahnya perundungan di sekolah, dan bagaimana dampak-dampaknya pada korban,” kata Khairunnisa.
Lebih lanjut, ia berharap acara Sekolah Damai dapat memberikan pencerahan kepada generasi muda untuk menjauhi segala tindakan kekerasan kepada sesama.
Kegiatan Sekolah Damai di Makassar dilaksanakan selama dua hari dan diikuti lebih dari 300 pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan 100 guru. Melalui acara itu, para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan menerapkan nilai-nilai yang didapatkan ke dalam lingkungan sekolah.
Dengan partisipasi aktif, kegiatan Sekolah Damai bisa menjadi langkah awal dalam membentuk generasi yang memiliki pemahaman kuat terhadap perdamaian dan keutuhan bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024