Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami lima kali erupsi atau letusan pada Selasa pagi.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.47 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik.
"Erupsi kedua terjadi pada pukul 02.21 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Jatim disertai letusan setinggi 800 meter
Erupsi tersebut juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Letusan Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 147 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 08.27 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Selang setengah jam kemudian, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi tepatnya pukul 09.03 WIB dengan letusan yang teramati setinggi 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
"Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 09.19 WIB dengan tinggi letusan teramati 700 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," katanya.
Baca juga: Gunung Semeru beberapa kali erupsi dengan letusan
Ia mengatakan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Polresta Madiun tekan pelanggaran lalu lintas dengan Operasi Zebra
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.47 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik.
"Erupsi kedua terjadi pada pukul 02.21 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Jatim disertai letusan setinggi 800 meter
Erupsi tersebut juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Letusan Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 147 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 08.27 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Selang setengah jam kemudian, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi tepatnya pukul 09.03 WIB dengan letusan yang teramati setinggi 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
"Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 09.19 WIB dengan tinggi letusan teramati 700 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," katanya.
Baca juga: Gunung Semeru beberapa kali erupsi dengan letusan
Ia mengatakan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Polresta Madiun tekan pelanggaran lalu lintas dengan Operasi Zebra
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024